Studi Baru Penderita Stroke: Terapi Lebih Efektif 3 Bulan Usai Terserang Stroke, Bukan Minggu Pertama

22 September 2021, 14:20 WIB
Menurut sebuah studi baru soal penderita stroke, peneliti melaporkan terapi pulih lebih efektif 3 bulan usai terserang, bukan minggu pertama. /Pixabay/posteriori/

PR PANGANDARAN – Para peneliti asal Georgetown University Medical Center menghasilkan studi baru soal waktu rehabilitasi terbaik bagi penderita stroke.

Menariknya, menurut hasil studi baru para peneliti ini, waktu rehabilitasi terbaik justru ada pada rentang 2-3 bulan usai serangan stroke dan bukan saat minggu-minggu pertama.

Jika Anda mendapatkan serangan stroke, tentu Anda ingin segera mendapatkan perawatan agar fungsi sensorik Anda kembali bekerja secara optimal.

Namun, tampaknya hal itu tidak sepenuhnya benar.

Baca Juga: 6 Zodiak Ini Disebut Paling Pintar dan Sangat Jenius, Aquarius Punya Pikiran Luas

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Daily Mail, korban stroke dapat pulih lebih efektif jika rehabilitasi mereka tidak dimulai sampai 2-3 bulan setelah kejadian.

Para peneliti dari Georgetown University Medical Center bekerja dengan 72 sukarelawan yang menderita stroke dalam waktu tiga minggu setelah percobaan.

Mereka memberi masing-masing relawan 20 jam ekstra terapi gerakan tangan dan lengan intensif, secara acak dimulai pada 30, 60 atau 90 hari setelah stroke mereka.

Mereka menemukan bahwa rehabilitasi yang dimulai setidaknya dua hingga tiga bulan setelah stroke adalah waktu yang optimal dalam hal peningkatan penggunaan lengan dan tangan.

Baca Juga: Masih Mengingat Cinta Masa Lalu? Lakukan 8 Tips Move On Ini untuk Teruskan Hidup

Sementara memulai rehabilitasi intensif pada enam bulan atau lebih setelah stroke tidak memiliki manfaat yang signifikan dibandingkan dengan perawatan standar.

Menurut Asosiasi Stroke, seseorang mengalami stroke setiap lima menit di Inggris, dengan 100.000 orang menderita per tahun dan 1,3 juta penderita stroke.

Hampir dua pertiga orang yang terkena stroke tidak dapat memulihkan fungsi tangan dan lengan mereka secara utuh, suatu gangguan yang dapat sangat membatasi aktivitas sehari-hari.

Studi baru menunjukkan ada 'masa kritis' ketika orang dewasa paling responsif terhadap rehabilitasi setelah stroke.

Baca Juga: Masih Dianggap Tabu, Ini 16 Manfaat Daun Sirih Bagi Kesehatan Tubuh

Hal tersebut disampaikan oleh penulis utama, Alexander Dromerick.

“Uji coba klinis sebelumnya telah menemukan sedikit atau sangat sedikit perbaikan pada fungsi motorik pasca stroke, jadi penelitian kami bisa menjadi terobosan penting dalam menemukan cara kami dapat membuat perbaikan substansial dalam pemulihan lengan dan tangan,” katanya.

Lebih lanjut, penelitian itu menunjukkan bahwa peningkatan fungsi tangan dan lengan bukan hanya signifikan secara statistik, tetapi juga cukup besar untuk dianggap bermakna secara fungsional oleh pasien itu sendiri.

“Pendekatan kami menunjukkan bahwa pasien dapat mentolerir pelatihan motorik yang jauh lebih intensif daripada yang diberikan secara tradisional jika mereka bebas memilih aktivitas yang digunakan dalam pelatihan mereka,” kata penulis Dorothy F. Edwards, dari University of Wisconsin-Madison.

Baca Juga: Prediksi Tukang Ojek Pengkolan Rabu 22 September 2021, Ojak Meninggal Dunia

Para peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi pijakan penelitian di masa depan, sehingga dapat menggabungkan terapi dengan stimulasi otak atau obat-obatan yang bertujuan membantu area otak yang sehat untuk memulihkan fungsi yang terganggu atau mengambil alih fungsi yang hilang akibat kerusakan akibat stroke.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler