Bukan Egois! Ini 6 Tanda Kamu Mengalami Depresi, Salah Satunya Mati Rasa

23 September 2021, 14:40 WIB
Ilustrasi mengalami depresi. /Pixabay/Counselling /

PR PANGANDARAN - Pernahkah kamu merasa kamu tidak egois namun hanya mengalami masa-masa sulit yang tidak berkesudahan? Mungkin saja kamu mengalami depresi.

Saat merasakan depresi, kamu mungkin merasa tidak dapat melihat dunia ini dengan jelas dan menemukan dirimu tenggelam ke dalam jurang yang tak berujang, semuanya tampak gelap dan tak berarti.

Saat kamu depresi, kamu merasa rentan terhadap komentar orang lain yang mungkin memberitahu kamu bahwa kamu egois padahal tidak.

Baca Juga: Calon Istri Teuku Ryan Kena 'Azab' Sebelum Lamaran, Ria Ricis: Saya Nangis!

Berikut ini merupakan 6 tanda kamu mungkin saja mengalami depresi, bukan egois yang wajib untuk diketahui.

1. Terus Menarik Diri

Kamu tidak hanya menarik diri secara fisik dari semua teman dan keluarga, tetapi juga secara emosional. Karena kamu merasa tidak ada yang benar-benar mencoba memahami perasaanmu saat ini.

Mereka mungkin mencoba, tetapi sebagian besar waktu mereka tidak dapat melihat apa yang terjadi pada pikiranmu. 

Baca Juga: Jadwal Sepakbola 23-24September 2021: Persib Bandung vs Borneo FC hingga Cadiz vs Barcelona

Kamu begitu asyik dengan pikiran sendiri sehingga rasanya tidak mungkin untuk berada di dekat siapa pun.

2. Mati Rasa

Saat depresi, kamu mungkin menjadi mati rasa alias tidak bisa merasakan apa-apa, termasuk bahagia yang menurutmu berada di luar jangkauanmu.

Bahkan jika kamu dikelilingi oleh orang-orang yang peduli denganmu, melihat mereka bahagia membuatmu lebih sedih karena itu mengingatkanmu bahwa hidup ini berlalu dan tidak ada yang penting.

Baca Juga: Thomas Tuchel Beri Apresiasi untuk Kepa Arrizabalaga yang Lakukan Aksi Heroik Melawan Villa

Mereka mungkin salah memahamimu karena menganggap remeh mereka terlepas dari semua dukungan yang kamu terima dari mereka dan menganggapmu egois. Tapi sebenarnya itu tidak benar.

Jika kamu merasakan hal itu, ingatkanlah diri sendiri bahwa kamu tidak sendiri dan perasaanmu itu adalah nyata.

3. Bicara Soal Bunuh Diri

Pikiran tentang kematian mungkin muncul di benakmu sebelumnya, tetapi sekarang berbeda, karena semakin sering dan realistis dari hari ke hari saat kamu merasa depresi.

Baca Juga: Kronologi Tukul Arwana yang Dibawa ke RS, Diduga Akibat Pendarahan Otak

Ini adalah reaksi normal bagi orang lain untuk berpikir bahwa kamu egois karena ingin mengambil hidupmu, dan itu mungkin terdengar seperti kejutan tetapi berpikir untuk bunuh diri bukanlah hal yang abnormal selama depresi.

Namun, itu tidak berarti kamu benar-benar ingin bertindak berdasarkan pikiran-pikiran itu dan jangan membuat pikiran itu mengambil alih hidupmu.

Jika kamu merasa ingin bunuh diri, ingatlah bahwa kamu itu penting dan bantuan ada di luar sana.

Baca Juga: Gugatan Baru Brad Pitt ke Angelina Jolie atas French Chateau Senilai Rp 2 Triliun

4. Tidak Ingat Bagaimana Rasanya Sebelum Depresi

Orang-orang di sekitarmu mungkin berpikir bahwa kamu mengabaikan hal-hal baik yang terjadi padamu, tetapi depresi meredupkan ingatanmu dan membuatmu berpikir bahwa tidak ada hal baik yang dapat menyelamatkan.

Gejala ini mulai berlaku ketika depresi mengambil alih hidupmu sepenuhnya.

5. Acuh Tak Acuh

Beberapa orang mungkin melihatmu bersikap acuh tak acuh atau bersikap egois atau malas ketika kamu tidak peduli dengan hal-hal seperti dulu.

Baca Juga: Liam Payne Sebut Reuni One Direction Akan Digelar Secepatnya

Dapat dimengerti jika kamu kehilangan minat pada berbagai hal karena depresi.

Tidak peduli dengan orang dan hal-hal di sekitarmu tidak pernah menjadi pilihanmu ketika itu merupakan gejala umum depresi. Itu membuatmu berpikir semuanya tidak ada artinya, dan itu mengambil alih ketika kamu merasa sedih.

Kamu merasa mati rasa terhadap sekitarmu dan semua yang membentuk hidupmu yang baru.

Baca Juga: Mengeluh Sakit Kepala, Tukul Arwana Dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

6. Sensitif dan Protektif dengan Perasaan Sendiri

Mungkin sulit untuk diperhatikan, tetapi kamu cenderung menganggap perasaanmu lebih bertanggung jawab daripada orang lain terutama ketika kamu merasa dipicu oleh situasi stres seperti perselisihan dengan orang yang kamu cintai.

Kamu menjadi sensitif dan protektif dengan perasaanmu karena berada di batasmu untuk menerima rasa sakit ketika kamu menderita dengan pikiranmu.

Kamu mungkin berpikir bahwa bagian yang tersisa dari dirimu adalah perasaanmu. Akibatnya, secara tidak sadar kamu mendorong orang lain menjauh, bahkan ketika kamu tidak bermaksud demikian.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Psych2Go

Tags

Terkini

Terpopuler