Doa dan Zikir dari Rasulullah SAW untuk Pasien yang Terjangkit Covid-19

- 17 Desember 2020, 08:35 WIB
Ilustrasi seseorang sedang berdoa.
Ilustrasi seseorang sedang berdoa. /Pixabay/SuleymanKarakas

PR PANGANDARAN - Terjangkit virus mematikan seperti Covid-19 tentu menjadi beban dan mungkin terasa berat bagi penderitanya.

 
Selain harus menjalani perawatan berikut dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk penderita sakit berat.

Doa ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas RA. (Ibnu Hajar Al-Asqalani, Badzlul Ma‘un fi Fadhlit Tha‘un, [Riyadh, Darul Ashimah: tanpa tahun], halaman 327-328).
 
Baca Juga: Penumpang Bus Kaget, Seorang Pria Gunakan Ular Hidup sebagai Masker Agar Tak Tertular Covid-19

اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي مَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي
 
Allāhumma ahyinī mā kānatil hayātu khairan lī, wa tawaffanī mā kānatil wafātu khairan lī. 
 
Artinya, “Ya Allah, hidupkan (sembuhkan) aku selama kehidupan itu baik bagiku dan wafatkan aku bila itu baik bagiku.” 
 
 
Pasien Covid-19 dalam penanganan dianjurkan untuk pasrah, tawakal, dan memahami bahwa musibah penyakit yang tengah menimpanya adalah ketentuan Allah yang tidak mungkin keliru. 
 
Sedangkan ketentuan-Nya yang ditujukan bukan untuk dirinya tidak akan mungkin meleset mengenainya. 
 
Jika diberikan kesembuhan, pasien Covid-19 dianjurkan bersyukur. Jika masih dalam perawatan, ia diharuskan bersabar. (Al-Asqalani, tanpa tahun: 327).
 
 
Ia juga dianjurkan untuk memperbanyak zikir, terutama istighfar dan tasbih. Berikut ini merupakan beberapa lafal alternatif yang dapat dibaca oleh pasien Covid-19.  
 
1. Lafal istighfar Nabi Adam AS dan Siti Hawa. 
 
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ 
Rabbanā zhalamnā anfusanā. Wa illam taghfir lanā wa tarhamnā, lanakūnanna minal khāsirīna. 
 
Artinya, “Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri sendiri. Jika Kau tidak mengampuni dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk hamba-Mu yang merugi,” (Surat Al-A‘raf ayat 23). 
 
2. Lafal tasbih penyesalan Nabi Yunus AS. 
 
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Lā ilāha illā anta. Subhānaka innī kuntu minaz zhālimīna. 
 
Artinya, “Tiada tuhan selain Allah. Maha suci Engkau. Sungguh, aku dahulu termasuk orang yang berbuat aniaya,” (Surat Al-Anbiya ayat 87). 
 
3. Lafal istighfar yang diajarkan Rasulullah SAW.
 
 اَللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا, وَلَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ, فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ, وَارْحَمْنِي, إِنَّكَ أَنْتَ اَلْغَفُورُ اَلرَّحِيمُ 
Allāhumma innī zhalamtu nafsī zhulman katsīran (tercatat “kabīran” pada sebagian riwayat), wa lā yaghfirud dzunūba illā anta, faghfir lī maghfiratan min ‘indika, warhamnī, innaka antal ghafūrur rahīmu.  
 
 
Artinya, “Tuhanku, sungguh aku telah menganiaya diri sendiri dengan penganiayaan yang banyak (sebagian riwayat ‘yang besar’). Tiada yang dapat mengampuninya kecuali Engkau. Anugerahkanlah ampunan dari sisi-Mu. Rahmatilah aku. Sungguh, Kau maha pengampun, lagi maha penyayang,” (HR Bukhari dan Muslim). Wallahu a‘lam. (Alhafiz Kurniawan).***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x