Mereka menemukan bahwa orang yang mengonsumsi melatonin hampir 28 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dites positif.
Baca Juga: Gisel Jadi Tersangka, Komnas HAM: Perilaku Tak Layak, Gading Bisa Ajukan Hak Asuh Gempita
Perbedaannya bahkan lebih signifikan di antara orang kulit hitam.
“Yang penting, penggunaan melatonin dikaitkan dengan penurunan kemungkinan 52 persen hasil tes laboratorium positif untuk SARS-CoV-2 di Afrika-Amerika,” kata studi tersebut.
“Ketika kami mendapatkan hasil ini, kami sangat bersemangat,” kata Cheng KIRO 7.
Baca Juga: WhatsApp Terancam Tidak Dapat Diakses Mulai 1 Januari 2021, Ini Solusinya
Ia juga mengatakan bahwa tujuannya adalah membantu pasien.
“Jika temuan kami dapat membantu pasien, itulah tujuan dan misi kami dan juga di Klinik Cleveland.”
Studi ini diterbitkan bulan lalu, tetapi sebuah artikel di The Atlantic tentang hubungan antara virus corona dan tidur memicu minat baru tentang penelitian tersebut.
Baca Juga: Pihak Teddy Disebut Banyak Alasan, Ali Nurdin: Memang Pihak Rizky Febian Aja yang Sibuk?
Artikel Rekomendasi