3 Ciri Orang yang Merugi saat Puasa Ramadhan, Nomor 2 Sering Tak Disadari

- 17 April 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi puasa
Ilustrasi puasa /Pixabay.com/Darwis Alwan

PR PANGANDARAN - Menjalan kan ibadah puasa di bulan Ramadhan seharusnya menjadi jembatan bagi seseorang mendapat pahala.

Namun sayangnya, ada beberapa orang yang malah merugi setelah ia puasa Ramadhan secara penuh.

Lantas seperti apakah ciri orang yang merugi saat puasa Ramadhan? Berikut penjelasannya yang sebagaimana dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari NU Online.

Baca Juga: Untuk Para Jomblo dari Amanda Manopo: Cinta dalam Diam, Doakan di Sepertiga Malam

Puasa tidak hanya tentang usaha mencegah dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa.

Lebih dari itu, puasa harus menjadi sebuah momentum untuk meninggalkan maksiat.

Semua itu terungkap dalam sebuah hadist Rasulullah yang beliau sampaikan beberapa abad silam. Rasulullah bersabda:

Baca Juga: Resep Takjil Kekinian: Es Timun Serut Nata De Coco dan Martabak Kentang Cocok untuk Berbuka Puasa

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش

Artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i).

Hadist di atas secara jelas memberikan suatu pengertian bahwa betapa banyak orang melakukan puasa dan sukses mencegah dirinya dari hal-hal yang membatalkan puasa, hanya saja tidak mandapatkan pahala.

Baca Juga: Katy Perry Sebut Medsos 'Sampah' dan Bentuk 'Kemunduran Peradaban Manusia', Netizen: Seperti Musikmu!

Lantas apa saja penyebab yang bisa menghilangkan pahala puasa? Mari simak penjelasan Habib Zain bin Smith. Dalam kitab al-Fawaidul Mukhtarah li Saliki Tariqil Akhirah, Habib Zain bin Smith memberikan tiga penafsiran terkait ayat di atas. Yaitu:

Pertama, orang berpuasa tapi tidak meninggalkan pekerjaan-pekerjaan yang bisa menghilangkan pahala puasa, seperti, menggunjing orang lain, mengadu domba, dan berbohong.

Alasan ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadistnya. Beliau bersabda:

Baca Juga: Dwayne Johnson: Berjabat Tangan Telah Mengubah Hidup Saya

خمسٌ يُفطِرن الصّائِم: الغِيبةُ،
والنّمِيمةُ، والكذِبُ، والنّظرُ بِالشّهوةِ، واليمِينُ الكاذِبةُ

Artinya, “Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu” (HR Ad-Dailami).

Kedua, dalam hati orang yang berpuasa ada sifat riya’ (ingin dipuji oleh orang lain) atau merasa bahwa dirinya lebih baik dari yang lain. Ini juga dapat menghilangkan pahala puasa.

Baca Juga: Heboh Kemunculan UFO Kembali Terlihat, Pentagon Angkat Suara: Hal Ini Sering Terjadi

Untuk poin ini, Habib Zain bin Smith menyampaikan suatu hikayat.

Pada suatu hari ada seseorang yang menghadiri majelis Syekh Abdul Qadir al-Jilani, kemudian dihidangkan di hadapannya suatu makanan.

Syekh Abdul Qadir berkata, “Makanlah!” “Saya puasa,” jawab orang tersebut. “Makanlah! Saya akan menjamin pahalamu satu hari penuh dan diterima di hadapan Allah subhanahu wata’ala,” lanjut Syekh Abdul Qadir.

Baca Juga: Terbang di atas Pantai San Diego, UFO Berbentuk Piramid Terekam oleh Angkatan Laut AS

Ternyata orang tersebut tidak mau. “Makanlah! Saya akan menjamin pahalamu satu bulan penuh dan diterima di hadapan Allah subhanahu wata’ala,” tegas Syekh Abdul Qadir.

Namun, lagi-lagi orang tersebut tidak mau. Syekh Abdul Qadir kembali mengatakan, “Makanlah! Saya akan menjamin pahalamu satu tahun penuh dan diterima di hadapan Allah subhanahu wata’ala.”

Namun, sikap seperti pertama saat ia datang tidak kunjung berubah, dan tidak mau makan apa yang dihidangkan di hadapannya.

Baca Juga: Amanda Manopo Sambil Bersujud dalam Balutan Mukena: Indah Berbisik dari Bumi, Didengar di Langit

Dengan itulah, akhirnya Syekh Abdul Qadir mengatakan, “Tinggalkanlah, engkau telah hina di hadapan Allah subhanahu wata’ala”, dan setelah kejadian itu orang tersebut menjadi Nasrani bahkan mati dalam keadaan kafir. Naudzubillah.

Saat Terpikir ‘Ah, Maksiatnya Nanti Saja Setelah Buka Puasa’ Kisah ini berlaku dalam konteks puasa sunnah, tidak dalam puasa fardhu.

Sebab, dalam puasa fardhu seseorang tidak boleh berbuka sepanjang tidak ada alasan yang bisa dibenarkan.

Baca Juga: Inisial JS Jadi Pelaku Penganiayaan Perawat dan Ditangkap Narkoba, Joshua Suherman Bereaksi Ini

Membatalkan puasa wajib hanya karena menjadi tamu tidak diperkenankan, kecuali dalam kasus puasa sunnah.

Ketiga, termasuk sesuatu yang bisa menghilangkan pahala puasa ialah berbuka puasa dengan sesuatu yang haram.

Di samping bisa menghilangkan pahala puasa, lebih dari itu berbuka dengan sesuatu yang haram juga bisa membuat seseorang merasa berat untuk melakukan suatu ibadah, sehingga akan sangat mudah meninggalkannya.

Baca Juga: Di Balik Tragedi Terbaliknya Kapal Feri Sewol, Intip Kisah Pilu Seorang Ibu dan Tas Nike di Korsel

Dengan kata lain, berbuka puasa dengan makanan haram bisa membuat diri seseorang yang puasa malas beribadah (Habib Zain bin Smith, al-Fawaidul Mukhtarah li Saliki Tariqil Akhirah, h. 587).

Tiga hal di atas, harus disadari bahwa sangat berdampak negatif bagi orang yang melakukan puasa.

Karena, jika tetap melakukannya, orang yang berpuasa hanya bisa melakukan puasa tanpa mendapatkan pahalanya.***

Editor: Imas Solihah

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x