Picu Penyebaran Covid-19 Varian Delta, Pakar Sebut Soal Tingginya Mobilitas dan Abai Prokes

- 25 Juni 2021, 14:10 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pexels/Edward Jenner

PR PANGANDARAN - Penyebaran Covid-19 varian Delta di Indonesia semakin mengkhawatirkan, apalagi mobilitas penduduk yang cukup tinggi.

Bukan hanya itu, abainya protokol kesehatan (prokes) dapat menjadi pemicu penyebaran Covid-19 varian Delta di Tanah Air.

Covid-19 varian Delta atau B.1.617.2 merupakan virus Corona varian baru yang pertama kali terdeteksi di India dengan tingkat penularan yang cepat.

Baca Juga: Potret Rumah Baru Amanda Manopo, Ada Kolam Renang di Atas Atap ala Kediaman Korea Modern

Menurut tim pakar penanganan Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin mengatakan bahwa mobilitas penduduk yang tinggi menjadi celah penyebaran varian Delta.

"Varian Delta dari India atau yang dikenal dengan B.1.617.2 masuk dan meledakkan pandemi di Indonesia melalui celah tingginya mobilitas penduduk, lemahnya testing dan tracing serta menurunnya penerapan protokol kesehatan," kata Hidayatullah Muttaqin dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Antara News, pada Jumat, 25 Juni 2021.

Menurutnya sejak sepekan terakhir telah terkonfirmasi sudah mencapai 12 ribu hingga 15 ribu kasus penduduk yang terinfeksi.

Baca Juga: BTS Ungkap Member yang Paling Dewasa, Jimin Paling 'Bayi'

Ia melanjutkan bahwa kasus terinfeksi semakin meningkat hingga menyentuh 20 ribu kasus pada Kamis, 24 Juni 2021 kemarin.

Taqin mengatakan tingginya mobilitas penduduk serta menurunnya testing dan tracing menjadi kasus Covid-19 akhir-akhir ini cukup tinggi.

"Saya cenderung melihat penurunan kasus sejak Maret lalu bukan karena keberhasilan PPKM Mikro, melainkan akibat turunnya testing dan tracing. Indikasinya terlihat semakin rendahnya angka testing dengan PCR hingga setengah dari jumlah testing di bulan Januari dan Februari," katanya.

Baca Juga: Sudah Divaksin Covid-19? Inilah yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Menurut Kemenkes RI

Ia mengungkapkan bahwa pada sejak Maret hingga Mei terjadi penurunan kasus mulai dari 4.000 hingga 5.000 kasus per hari.

Menurutnya pada kasus sebelumnya di bulan Januari dan Februari mulai 9.000 hingga 10.000 kasus per hari.

Selain itu, terjadi penurunan tes PCR yang biasanya sekitar 40 ribuan orang per hari dan kini hanya sekitar 20 ribuan per hari.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x