44 Persen Warga Amerika Lakukan Self Diagnose Soal Penyakit Mental, Ini Bahayanya

- 1 Juli 2021, 09:00 WIB
ilustrasi bendera amerika
ilustrasi bendera amerika /pexels.com/sean valentine

PR PANGANDARAN – Belakangan kerap kita temukan di internet informasi mengenai kesehatan mental.

Stigma mengenai penyintas kesehatan mental memang masih kuat di Indonesia. Karenanya, sebagian orang tergerak untuk mengubah stigma tersebut dan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental.

Namun, di tengah kampanye tentang pentingnya kesehatan mental, belakangan justru ditemukan fenomena baru, yaitu self diagnose.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 1 Juli 2021: Mama Rosa Depresi Saksikan Pengakuan Dosa Roy Hamili Sosok Ini

Self diagnose merujuk pada tindakan ketika individu memberikan diagnosa secara mandiri tentang apa yang terjadi pada dirinya berkaitan dengan kesehatan mental.

Self diagnose juga dapat diartikan sebagai tindakan mendiagnosis berdasarkan informasi yang diperoleh secara mandiri, baik dari keluarga, teman, atau pengalaman di masa lalu.

Diketahui berdasarkan survey dari The Thinker Law Firm, sebanyak 44% dari 3000 orang Amerika Serikat diketahui melakukan self diagnose.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini Kamis 1 Juli 2021 di ANTV, MNCTV, dan GTV: Ada Fantastic Four Malam Ini

Namun, apakah self diagnose ini baik diterapkan atau justru berbahaya?

Menurut artikel berjudul ‘Self-Diagnose, Bagus untuk kesadaran akan sehat mental atau malah berbahaya?’ dari Fakultas Psikologi Unisba, ada beberapa bahaya yang dapat terjadi jika melakukan self diagnose.

Salah satunya dapat dijelaskan terkait dengan peranan komorbid.

Baca Juga: Ketika Aldi Taher Berangan-angan: Ingin Jadi Presiden dan Jadikan Deddy Corbuzier Menteri Agama

Untuk dapat mendiagnosis seseorang merupakan pengidap mental illness atau penyakit mental, dibutuhkan peran dari para ahli, serta observasi mendalam.

Hal ini melibatkan beberapa tes yang digunakan untuk mengukur kadar kesehatan kondisi mental kita.

Bukan hanya itu, kemunculan mental illness, juga kerap kali diiringi dengan adanya komorbid.

Baca Juga: Shio Tikus, Shio Kerbau, dan Shio Harimau 1 Juli 2021: Cek Siapa yang Beruntung Hari Ini

Komorbid adalah gejala-gejala yang mengikuti penyakit mental.

Contohnya adalah OCD (obsessive compulsive disorder) yang memiliki komorbid berkaitan dengan anxiety atau kecemasan.

Namun, jika kita melakukan self-diagnose, kemungkinan salah melakukan diagnosis akan semakin besar.

Baca Juga: Shio Kelinci, Shio Naga, dan Shio Ular Hari Ini 1 Juli 2021: Keraguan Bisa Membuatmu Murung

Kita berpotensi mengarah pada diagnosis penyakit lainnya, seperti PTSD (post traumatic stress disorder) atau Panic Disorder.

Alih-alih menyelesaikan permasalahan sebenarnya, kita justru mendatangkan permasalahan lainnya.

Di sinilah peran ahli seperti psikolog maupun psikiater diperlukan.

Untuk itu, jika kamu merasa memiliki masalah berkaitan dengan isu kesehatan mental, jangan ragu untuk menghubungi psikolog dan berkonsultasi.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: unisba.ac.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x