Psikolog Gordon Flett dan Paul Hewitt mendefinisikan tiga jenis utama perfeksionisme dalam studi terobosan tentang perfeksionisme.
- Perfeksionisme berorientasi pada diri sendiri: Di mana kamu mengharapkan diri kamu sempurna atau minimal terlihat sempurna.
- Perfeksionisme berorientasi lain: Di mana kamu mengharapkan orang lain menjadi sempurna.
- Perfeksionisme yang ditentukan secara sosial: Di mana kamu percaya orang lain mengharapkan kamu tampil sempurna, atau menghasilkan sesuatu yang sangat dan harus sempurna.
2. Perfeksionis dapat meningkatkan risiko gangguan bipolar
Sifat Perfeksionis dengan level tinggi diri telah dikatakan meningkatkan risiko gangguan bipolar.
Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta Malam Ini 24 Agustus 2021: Elsa di Penjara, Nino dan Al Masih Rebutan Reyna
Bahkan pada sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders, peneliti telah menyoroti perfeksionisme dan gaya kognitif terkait sebagai faktor risiko psikologis.
Faktor resiko tersebut dapat berupa gejala stress, dan kecemasan serta untuk pengembangan gejala gangguan bipolar sekalipun.
3. Perfeksionis menyebabkan seseorang hidup dengan batin yang tertekan
Seorang perfeksionis akan sering berdialog dalam batin, yang menuntut dan tanpa henti yang mengkritik.
Baca Juga: Tiongkok Laporkan Nol Kasus Covid-19 Lokal Bergejala untuk Pertama Kali Sejak Juli 2021
4. Meningkatkan Risiko Bunuh Diri
Artikel Rekomendasi