Musim Hujan di Tengah Pandemi, Mungkinkah Corona Bakal Lebih Ganas Penyebarannya? Begini Kata Ahli

- 23 September 2020, 13:17 WIB
Ilustrasi virus corona: Update persebaran virus corona Cimahi hari ini,  Jumat 18 September 2020.
Ilustrasi virus corona: Update persebaran virus corona Cimahi hari ini, Jumat 18 September 2020. /pixabay/

PR PANGANDARAN – Hujan mulai kembali turun dan membasahi tanah-tanah kering di sejumlah wilayah di Indonesia. Pertanda cuaca hendak berganti memasuki musim hujan.

Fenomena pergantian cuaca memang hal yang biasa. Sayangnya situasi tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena disertai dengan pandemi yang melanda.

Dengan musibah yang tengah terjadi tersebut, muncul tanda tanya, apakah pergantian cuaca akan mempengaruhi penyebaran virus corona Covid-19? 

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Profesor ilmu bumi dan planet di Johns Hopkins University, Ben Zaitchik sekaligus sebagai pimpinan gugus tugas Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan bahwa hal itu masih membutuhkan kajian.

Upaya mengetahui ada atau tidaknya pengaruh faktor elemen iklim, lingkungan, dan meteorologi terhadap penyebaran Covid-19 perlu penelitian.

Dalam sebuah symposium, WMO mengatakan bahwa publikasi tinjauan sejawat terkini perihal SARS-CoV-2 dan penyakit Covid-19 tidak menunjukkan respons kuat dan konsisten terhadap suhu, kelembaban, radiasi matahari, angin, atau penggerak meteorologi dan lingkungan lain yang berkaitan.

Baca Juga: Adopsi Tren Teknologi Dinamis, Kominfo Gelar Knowledge Sharing Capai Percepatan Transformasi Digital

Pihaknya mengatakan bahwa para pengambil kebijakan tak perlu bersandar pada penelitian sebelumnya yang menyimpulkan jika musim dingin akan memacu gelombang Covid-19.

Penelitian-penelitian tersebut harus dikomunikasikan secara hati-hati guna menghindari kekeliruan dalam penafsiran dan dikhawatirkan akan berujung pada penyalahgunaan informasi.

Menurut Zaitchik, memang terdapat dasar yang cukup untuk memperkirakan bahwa penularan Covid-19 bisa meningkat ketika musim lebih dingin dan lebih kering. Namun kembali lagi, bukti-bukti terkait hal tersebut nyatanya beragam.

Baca Juga: Membeludak Peserta Bimtek dan Sertifikasi SKKNI, Aan Hendrajana: Animo Digital Society Tinggi

Ia hanya menuturkan bahwa gugus tugas WMO tengah bekerja untuk mengembangkan standar cara terbaik yang harus dilakukan peneliti. 

Utamanya dalam hal mengukur pengaruh kompleks dari faktor iklim, cuaca, dan lingkungan terhadap intensitas penyebaran Covid-19.

Sementara itu, dokter RSUD Koja, Tanjung Priok, Siti Rosidah, MD mengingatkan bahwa seluruh masyarakat tetap waspada dengan menjaga kondisi kesehatan tubuh. Baik di musim hujan maupun panas, terlebih pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Baca Juga: Siap-siap Jemaah Rindu 'Mencium' Kabah, Pemerintah Arab Saudi Bakal Kembali Buka Ibadah Umrah

Siti melanjutkan, hal tersebut dapat dilakukan dengan penerapan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Kemudian diusahakan untuk memperoleh waktu tidur yang cukup dengan 6-8 jam per malam.

“Batasi jam kerja, jangan over. Tidak baik lembur atau tidak tidur malam karena proses detoksifikasi tubuh terjadi pada malam hari oleh organ hati. Jadi jika seseorang sering begadang bisa bermasalah dengan proses di heparnya (hati),” ujarnya, seperti dikutip dari antaranews.com pada Rabu, 23 September 2020.

Tak hanya itu, Siti juga mengingatkan untuk memperhatikan asupan cairan demi mencegah dehidrasi. Cukupi asupan makanan sehat. Rutin beraktivitas fisik seperti olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang pun sangat dianjurkan.

Selain fisik, katanya, kesehatan mental pun harus dijaga. Usahakan melakukan pekerjaan yang bisa menambah semangat. Kelola stres dan jaga suasana hati agar tetap baik.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x