PR PANGANDARAN - Kepala kehakiman Iran memperingatkan pada Jumat bahwa pembunuh Qassem Soleimani 'tidak akan aman di Bumi'.
Pernyataan itu diungap saat Republik Islam memperingati tahun pertama pembunuhan jenderal tertinggi dalam serangan AS.
Ebrahim Raisi memberikan penghormatan kepada Soleimani. Dia mengatakan Presiden AS Donald Trump, yang memerintahkan serangan itu, 'tidak kebal dari keadilan'.
Baca Juga: Jalani 8 Kali Tes Swab, Ini Serangkaian Pemeriksaan Tim Indonesia yang Ikut Kompetisi Bulu Tangkis
Sebagaimana diketahui, Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak di bandara Baghdad pada 3 Januari 2020. Peristiwa itu cukup meningkatkan ketegangan konflik puluhan tahun, Amerika Serikat dan Iran.
“Mereka akan menyaksikan balas dendam yang parah. Apa yang terjadi sejauh ini hanya sekilas, ” kata Raisi dalam pertemuan di Universitas Teheran.
“Jangan berasumsi bahwa presiden Amerika, yang tampil sebagai pembunuh atau memerintahkan pembunuhan, mungkin kebal dari keadilan yang dijalankan. Tidak pernah," katanya.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Wagub DKI Jakarta Ariza Beri Izin Penjualan Terompet Asal Tidak Ditiup ?
“Mereka yang memiliki peran dalam pembunuhan dan kejahatan ini tidak akan aman di Bumi.”
Acara tersebut dihadiri oleh para pejabat Iran, dan pembicara termasuk perwakilan dari negara dan pasukan sekutu regional, yaitu Suriah, Irak, Lebanon, dan Yaman.
Acara terpisah diharapkan akan diadakan dalam beberapa hari mendatang di Kerman, kampung halaman Soleimani tempat dia dimakamkan.
Baca Juga: Respons Pertama Adit Jayusman saat Dikenalkan ke Ayu Ting Ting: Wanjay, Kebanting Dong
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Times of Israel, Soleimani mengepalai pasukan Quds, unit operasi asing dari Korps Pengawal Revolusi Islam.
Otoritas atas Iran, termasuk pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, sebelumnya mengatakan bahwa semua yang terlibat dalam pembunuhannya akan menghadapi pembalasan.
Beberapa hari setelah pembunuhan Soleimani, Iran meluncurkan tembakan rudal ke pangkalan Irak yang menampung AS dan pasukan koalisi lainnya, dengan Trump menahan diri dari tanggapan militer lebih lanjut.
Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Alami Pengentalan Darah saat Positif Covid-19: Saya Pamit, Minta Maaf Gak Kuat
Pemimpin Iran menyebut serangan itu sebagai "tamparan" dan bersumpah akan ada "balas dendam yang parah" menunggu.***