Tidak Buang Air di Toilet, Bocah 4 Tahun Asal Singapura ini Meninggal Dipukul Ayah Tiri, ini Ceritanya

1 Maret 2021, 21:55 WIB
Ilustrasi toilet. /Lanz-Andy/PIXABAY

PR PANGANDARAN – Anak-anak memang belum dapat mencerna segala informasi yang dianggap benar oleh norma dan orang dewasa dengan baik. Salah satu tindakan yang sering dilakukan anak-anak, termasuk bocah 4 tahun asal Singapura, adalah tidak buang air kecil di toilet karena mereka pilih celana ataupun di tempat lain sebagai pilihan.

Namun, siapa sangka hanya karena tindakan remeh tidak buang air kecil di toilet seperti itu, seorang bocah 4 tahun asal Singapura harus kehilangan nyawanya karena dipukul ayah tiri.

Bahkan, bocah 4 tahun asal Singapura ini meninggal usai dipukul oleh ayah tirinya. Hal ini terjadi karena sang bocah tidak buang air kecil di toilet.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari World of Buzz, seorang pria berusia 28 tahun dari Singapura diadili atas pembunuhan pada 2 Februari lalu.

Baca Juga: Dinyatakan Sembuh Covid-19, Pesan Ashanty: Jangan Sepelekan, Efeknya Besar hingga Kehilangan Nyawa

Hal itu terjadi setelah ia diketahui membunuh putri tirinya yang berusia empat tahun pada September 2018 di flat mereka di Bukit Batok, Singapura.

Muhammad Salihin marah pada anak tirinya, Nursabrina Agustiani Abdullah, setelah buang air kecil di luar toilet.

Dia mengaku dalam pernyataan polisi dan wawancara psikiatri bahwa dia menendang perut gadis itu saat dia di lantai, dan mengatakan bahwa dia telah menargetkan perutnya untuk memberinya pelajaran.

Salihin menuturkan bahwa dirinya dan istrinya, Syabilla Syamien Riyadi yang berusia 24 tahun, pernah mengajari Sabrina  menggunakan toilet.

Baca Juga: Polisi Tangkap Penyebar Video Syur 14 Detik, Gabriella Larasati Kemungkinan Jadi Tersangka?

Pada 1 September 2018, Salihin melihat genangan air kencing di lantai luar toilet dan menjadi marah. Kemudian peristiwa mengerikan itu terjadi ketika istrinya, Syabilla sudah berangkat kerja.

Dia menempatkan gadis itu di toilet dan memukul perutnya beberapa kali dengan tinjunya.

Sore harinya, Sabrina pergi ke toilet sendiri sesuai instruksi Sahilin. Namun, Salihin menemukan bahwa dia buang air kecil di lantai lagi dan mendorongnya ke lantai.

Sabrina sedang berbaring miring ketika Salihin menendang perutnya setidaknya dua kali. Dia kemudian mengangkatnya dan memukulnya lagi di perut saat dia berteriak.

Baca Juga: Waspada! Bocah 4 Tahun Meninggal Dunia Akibat Peniti, Ini Kisahnya

Sore harinya di hari yang sama, Syabilla pulang dan keluarga itu makan malam. Setelah makan nasi, Sabrina mengeluh sakit perut dan muntah-muntah yang berlangsung dalam semalam.

Keesokan paginya, Sabrina jatuh pingsan setelah Salihin menggunakan jarinya untuk meredakan muntahannya. Dia kemudian membawanya keluar dari toilet dan menyuruh Syabilla memanggil ambulans.

Saat paramedis tiba sekitar pukul 09.30, Sabrina sudah tidak bernapas dan denyut nadi tidak ada.

Mereka mencoba menyadarkannya tetapi tidak berhasil. Gadis itu kemudian dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Umum Ng Teng Fong.

Baca Juga: Sindir Penyebar Berita Dirinya Meninggal Dunia Pasca Kena Covid-19, Ashanty : Terimakasih

Salihin ditangkap keesokan harinya setelah petugas rumah sakit melaporkan kematian tersebut ke polisi.

Sementara itu, hasil otopsi menunjukkan bahwa Sabrina meninggal karena pendarahan internal akibat trauma benda tumpul di bagian perut.

Salihin sekarang menghadapi hukuman mati penjara seumur hidup jika terbukti melakukan pembunuhan.

Jaksa penuntut mengutip kasus hukum dan mengatakan bahwa itu hanya perlu membuktikan bahwa Salihin bermaksud untuk menyebabkan luka-luka fatal dan tidak perlu untuk membuktikan niat untuk menyebabkan kematian.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: World of Buzz

Tags

Terkini

Terpopuler