Bertahan Hidup Makan Mayat Temannya, Ini Pengalaman Penumpang Selamat dari Pesawat Jatuh

31 Maret 2021, 20:35 WIB
Ilustrasi: Seorang penumpang selamat dari tragedi pesawat jatuh membeberkan pengalaman bertahan hidup dengan makan mayat teman sendiri.* /Reuters/Oscar Martinez/

PR PANGANDARAN – Seorang penumpang selamat dari pesawat jatuh membagikan pengalaman bertahan hidupnya dari kecelakaan pesawat yang terjadi puluhan tahun silam.

Jose Luis sebagai penumpang selamat itu pun membagikan pengalamannya terdampar selama 72 hari di Pegunungan Andes bersama 27 orang lainnya yang selamat dari tragedi pesawat jatuh.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Mirror, penumpang selamat itu bernama Jose Luis mengatakan bahwa tragedi pesawat jatuh itu terjadi ketika angin kencang berlangsung saat penerbangan.

“Malam itu, angin kencang berarti kami harus singgah di Argentina, tetapi keesokan harinya, 13 Oktober 1972, kami berangkat lagi dan ada suasana pesta di atas kapal di antara 42 penumpang,” ujarnya.

Baca Juga: Sekutu Setia Donald Trump Terjerat Kasus Pedofil, Matt Gaetz Diduga Berhubungan Badan dengan Remaja 17 Tahun

Jose Luis mengatakan bahwa dirinya merasa ada tanjakan curam yang dihantam oleh pesawat.

“Saya merasa pesawat berada di tanjakan yang curam dan kami langsung menuju ke sebuah gunung. Kemudian terjadi tabrakan besar saat sayap menghantam bebatuan,” katanya.

Kala itu Jose Luis baru berusia 24 tahun dan percaya dirinya akan segera mati.

“Saya merasakan udara dan salju meluncur melewati saya saat pesawat meluncur menuruni gunung,” katanya.

Kemudian Luis mengatakan bahwa di bagian depan ada banyak tumpukan mayat, namun bagian belakang pesawat telah hilang.

“Kami melompat keluar ke salju tapi kami tenggelam ke pinggang kami, jadi kami bergegas kembali ke badan pesawat, tempat kami merawat yang terluka,” ujarnya.

“Ada 27 dari kami yang hidup, dengan 24 tidak terluka. Saya memiliki luka kecil di lutut saya,” sambungnya.

Baca Juga: Operasi Mata Jarak Jauh Berbasis 5G Dilakukan pada Pasien di Xinjiang, ini Detailnya

Selengkapnya cek YouTube Pikiran Rakyat

Dalam kegelapan Luis merasakan panas tubuh pria lain, ia adalah Roberto Canessa yang berusia 19 tahun.

Mereka menghabiskan malam meringkuk bersama mencoba untuk tetap terjaga. Kontak manusia itu membuat mereka tetap hidup.

Keesokan paginya mereka semua membangun dinding dari koper untuk melindungi dari hawa dingin dan mendengarkan radio yang mereka temukan,sambil menunggu berita penyelamatan.

Namun, setelah 10 hari mereka mendengar berita yang menghancurkan bahwa pencarian telah dibatalkan.

“Mengetahui kami tidak memiliki makanan tersisa, kami mulai mendiskusikan hal yang tidak terpikirkan, memakan daging beku teman-teman kami yang telah meninggal,” ujarnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Geger, Jokowi Dikabarkan Akan Lepaskan Papua Barat, Ini Faktanya

Para pria mulai berkata bahwa jika mereka mati, mereka akan dengan rela memberikan tubuh mereka kepada teman-teman mereka. Menghadapi kematian, mereka semua membuat perjanjian cinta.

“Tapi memakan daging manusia tidaklah mudah. Pikiran Anda harus memaksa tubuh Anda untuk melakukannya. Mulut saya tidak mau terbuka dan ketika terbuka saya tidak bisa menelan,” ujarnya.

“Saya merasa sangat jijik atas apa yang saya lakukan dan makan sesedikit mungkin. Tapi akhirnya naluri bertahan hidup menang,” sambungnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler