Kopi Kesehatan Milik Meghan Markle Diduga Terlibat Kerja Sama dengan Tiongkok Lakukan Genosida

4 April 2021, 21:15 WIB
Kopi Kesehatan Milik Meghan Markle Diduga Terlibat Kerja Sama dengan Tiongkok Lakukan Genosida /Instagram.com/sussexroyal/

PR PANGANDARAN – Meghan Markle diketahui memiliki sebuah produk kopi yang dibanggakannya.

Namun, ternyata produk kopi milik Meghan Markle diketahui menerima puluhan ribu pon susu bubuk gandum dari negara bagian Tiongkok yang dituduh melakukan genosida.

Pemasok susu gandum Clevr Blends, Xinjiang Haiyan International Trade terletak dalam jarak empat mil dari pusat penahanan yang dicurigai oleh publik.

Baca Juga: Kaesang-Nadya Makin Mesra, Aura Felicia Tissue yang Bangkit dari Keterpurukan Kini Justru Banjir Pujian

Meghan Markle mengumumkan upaya investasi pertamanya pada bulan Desember, ketika dia dan suaminya Pangeran Harry memutuskan hubungan dengan Istana Buckingham.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari PageSix, The Duchess of Sussex bahkan mengajak Oprah Winfrey untuk mempromosikan Clevr Blends, yang membuat campuran bubuk superlatte.

Perusahaan yang berbasis di California itu menyebut dirinya sebagai perusahaan kesehatan yang dipimpin oleh wanita dan digerakkan oleh misi.

Baca Juga: Sekretariat Negara Publikasi Pernikahan Atta-Aurel, Netizen Berang Bagikan Video Warga Dibentak-bentak Aparat

Lebih lanjut, kelompok hak asasi manusia mendesak perusahaan Barat untuk memutuskan hubungan dengan wilayah Xinjiang.

Hal ini terjadi karena pemerkosaan sistematis di sana dan penahanan satu juta Muslim di pendidikan ulang kamp kerja paksa.

Clevr menerima lima pengiriman besar susu bubuk gandum dari Xinjiang Haiyan antara Oktober dan Februari.

Baca Juga: Anang dan KD Terciduk Duduk Berdekatan dan Mengobrol Sepanjang Pernikahan Aurel Hermansyah

Perusahaan mode seperti H&M, Burberry telah menolak untuk mengambil kapas dari negara Tiongkok karena masalah kerja paksa.

Meski tidak ada bukti perusahaan menggunakan kerja paksa, para aktivis hak asasi manusia dilaporkan mengatakan tidak mungkin mengesampingkan hal itu.

“Hampir tidak mungkin untuk memastikan bahwa tempat kerja mana pun di wilayah Uighur bebas dari kerja paksa, jadi tidak ada bisnis yang bertanggung jawab yang ingin berdagang dengan organisasi mana pun yang berbasis di sana,” kata Chloe Cranston dari Anti-Slavery International kepada surat kabar itu.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia Minggu, 4 April 2021: Naik 2.386 Kasus, Kini Tembus 6.731 Terkonfirmasi

“Etika selalu menjadi yang terdepan dalam produk kami. Kami memprioritaskan bekerja dengan pemasok bahan yang dikelola keluarga yang lebih kecil atau mereka yang memiliki rantai pasokan yang lebih transparan," bunyi situs web perusahaan itu.

Seorang perwakilan Clevr Blends mengatakan kepada surat kabar itu bahwa mereka tidak tahu tentang hubungan yang dipertanyakan itu.

“Saya pribadi tidak memiliki kesadaran tentang masalah ini dan merasa yakin bahwa Clevr tidak akan pernah secara sengaja mempekerjakan perusahaan dengan praktik seperti itu. Terima kasih telah menyadarkan kami,” kata juru bicaranya.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Page Six

Tags

Terkini

Terpopuler