Setia Dampingi Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip Sosok 'Kasar' di Balik Modernisasi Monarki Inggris

9 April 2021, 21:15 WIB
Pangeran Philip meninggal dunia /Royal.Uk/

PR PANGANDARAN - Kabar duka datang dari Istana utama Kerajaan Inggris, Istana Buckingham yang menyampaikan Duke of Edinburg, Pangeran Philip meninggal di usia 99 tahun.

"Dengan kesedihan yang mendalam Yang Mulia (Ratu Elizabeh II) telah mengumumkan kematian suaminya yang tercinta, Yang Mulia Pangeran Philip, Duke of Edinburgh. Yang Mulia meninggal dunia dengan damai pagi ini di Kastil Windsor," bunyi pernyataan resmi Istana Buckingham.

Dikenal publik cenderung kasar, Pangeran Philip merupakan sosok setia yang mendampingi Ratu Elizabeth II selama lebih dari 70 tahun, serta dikenal sebagai sosok kasar di jantung monarki Kerajaan Inggris.

Baca Juga: Dituding Colok Mata hingga Tega Sekap ART, Desiree Tarigan dan Bams Akhirnya Diusut Polisi

Pangeran Philip sempat aktif untuk melakukan perjalanan ke seluruh negeri guna mendukung Ratu Elizabeth II.

Tak memiliki peran resmi di kerajaan dan dijuluki sebagai, Pangeran Philip  adalah salah satu tokoh paling berpengaruh di keluarga kerajaan selama lebih dari 70 tahun, juga sosok berjasa yang membantu Ratu Elizabeth II untuk memodernisasi kerajaan Inggris yang bersifat monarki.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari TODAY, Victoria Howard, editor dan pendiri The Crown Chronicles, mengungkapkan bahwa bagi banyak orang Pangeran Philip akan dipandang sebagai orang 'yang membantu memodernisasi monarki'.

Baca Juga: Subscriber Tembus 27 Juta, Atta Halilintar Bisa Raup Rp72 Miliar per Tahun dari YouTube

Tak hanya itu, menurutnya Pangeran Philip juga merupakan sosok 'seseorang yang menginjakkan kakinya di dalamnya', serta telah menjadi kekuatan untuk Ratu Elizabeth II dan membuatnya bertahan hingga hari ini.

Lahir di zaman penghormatan terhadap monarki, Pangeran Philip telah membantu menavigasi pergolakan politik dan sosial pada abad ke-20 bersama Ratu Elizabeth II.

Hal itu dilakukan Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II untuk mewujudkan monarki yang sesuai bagi berbagai waktu yang berbeda.

Baca Juga: 25 Tahun Miliki Dua Vagina, Wanita ini Baru Sadar Ketika Melahirkan, Simak Ceritanya

Seringkali menghadapi pengadilan yang sangat kuno, dia mereformasi istana dan mencoba memanfaatkan kekuatan televisi yang tumbuh untuk memproyeksikan pengaruh kerajaan.

Dia mendorong penobatan ratu pada tahun 1953 untuk disiarkan langsung di televisi dan di belakang layar menghapus perilaku kuno di istana yang dianggapnya pengap. Dia adalah bangsawan pertama yang melakukan wawancara TV.

Namun, di kemudian hari Philip dikritik karena menghalangi kemampuan kerajaan untuk beradaptasi dengan waktu, dan para pengkritik sebagian menyalahkan sikap sombongnya atas kegagalan anak-anaknya untuk menghasilkan keluarga yang bahagia.

Baca Juga: Pangeran Philip Meninggal Dunia, Pernikahan Lady Gabriella Windsor Jadi Penampilan Publik Resmi Terakhirnya

Bagi Elizabeth, Philip adalah suami yang suportif yang menurut para pejabat istana adalah satu-satunya orang yang memperlakukan raja sebagai manusia.

Komentator kerajaan Daisy McAndrew mengatakan bahwa komentar Philip yang tidak benar secara politik mungkin tidak selalu disengaja dan kematiannya menjadi pukulan besar untuk Ratu Elizabeth.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS Today

Tags

Terkini

Terpopuler