Lulusan Cambridge Diduga Teroris yang Ingin Musnahkan Yahudi, dari Koleksi Buku Terlarang hingga Dukung Hitler

14 April 2021, 18:20 WIB
Ilustrasi lulusan Cambridge mendadak diduga teroris yang ingin memusnahkan Yahudi, terbukti dengan adanya temuan buku terlarang dukung Hitler.* /Freepick

PR PANGANDARAN – Seorang lulusan Cambridge diduga teroris yang menggambarkan dirinya sebagai Sosialis Nasional, tetapi pria itu diketahui menyerukan keinginan memusnahkan orang Yahudi.

Mengetahui ada lulusan Cambridge yang diduga teroris ingin musnahkan Yahudi, polisi anti-teror segera menggerebek rumah pria bernama Oliver Bel dan menemukan memorabilia Nazi.

“Saya mendapatkan lebih banyak materi ekstremis daripada itu,” katanya dihadapan hakim tentang penemuan koleksi buku terlarang pada lulusan Cambridge yang diduga teroris ingin musnahkan Yahudi itu.

Lebih lanjut, ditemukan pula buku ‘Anarchist Cookbook’,sebuah buku yang pertama kali diterbitkan di Amerika Serikat pada tahun 1971.

Baca Juga: Aktris Debut Jadi Seniman, Lukisan Ha Ji Won Banjir Hujatan karena Mirip Coretan 'Anak TK'

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Daily Mail, buku terlarang itu hadir di tengah protes terhadap Perang Vietnam, berisi petunjuk pembuatan bahan peledak serta pembuatan obat-obatan terlarang.

Mantan siswa matematika bernama Bel itu berasal dari Oldham, Greater Manchester, Inggris.

Pria itu menyangkal tuduhan mengenai terorisme dan mengatakan bahwa minatnya murni dengan tujuan 'akademis'.

Namun, jaksa penuntut di Pengadilan Mahkota Manchester menuduh Bel memiliki pandangan sayap kanan yang ekstrim.

Joe Allman, jaksa penuntut memberikan pernyataannya.

“Buku itu berisi informasi yang mungkin berguna bagi seseorang yang melakukan atau bersiap untuk melakukan tindakan terorisme,” katanya.

Baca Juga: Kerja Pagi Ketemu Pagi Selama Puasa, Inul Daratista: Demi Penuhi THR dan Tunjangan Plus-plus

Dia mengatakan buku itu berisi informasi tentang bagaimana membuat Gelignit dan Nitrogliserin, kedua zat ini diketahui sangatlah mudah meledak.

Polisi anti-teror pertama kali mengetahui Bel setelah dia membela Hitler secara online.

Ia juga diketahui telah melakukan kontak dengan anggota National Action kelompok neo-Nazi terlarang pada tahun 2016.

Bel diduga menyerukan 'pemusnahan' orang-orang Yahudi.

Ia juga mengklaim bahwa orang Yahudi yang dibantai dalam Holocaust berjumlah 200.000 jiwa dan bukan 6 juta.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler