Mantan Menlu AS Henry Kissinger Sudah Ramalkan Negara Israel akan Runtuh Tahun Depan, Berikut Penjelasannya

16 Mei 2021, 08:23 WIB
Seorang keturunan Yahudi asal AS telah ramalkan Israel akan runtuh 10 tahun sejak 2012 /Pixabay/BruceEmmerling/

PR PANGANDARAN - Seorang negarawan sekaligus mantan Menteri Luar Negeri atau Menlu AS, Henry Kissinger pada 2012 ternyata pernah ramalkan Israel akan runtuh 10 tahun mendatang yang jatuh pada 2022.

Konflik Israel-Palestina yang baru-baru ini terjadi membuat publik kembali ungkit Henry Kissinger yang ternyata pernah ramalkan Israel akan runtuh tahun depan.

Pernyataan Henry Kissinger yang ramalkan Israel akan runtuh tahun depan ini kembali muncul di tengah konflik Israel-Palestina memanas baru-baru ini.

Baca Juga: Hubungi Erdogan Bahas Palestina, Jokowi Kutuk Keras Serangan Israel dan Minta Agresi Dihentikan

Henry Kissinger yang merupakan keturunan Yahudi tersebut kini sudah berusia hampir 100 tahun, juga menjadi veteran negarawan di AS.

Dalam pernyataannya, Kissinger ramalkan bahwa negara Israel akan runtuh tahun depan, yaitu pada tahun 2022.

Kissinger pertama kali mengeluarkan pernyataan ramalan soal runtuhnya negara Israel dalam 10 tahun mendatang tersebut pada 2012 silam.

Baca Juga: 9 Tahun Menikah, Ternyata Anang Hermansyah Tergila-gila pada Ashanty Karena ini

"Dalam 10 tahun tidak akan ada lagi Israel," kata Kissinger, seperti dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman Middle East Monitor pada Rabu, 12 Mei 2021.

Namun, sebuah media di Israel sempat melaporkan dari hasil mengutip salah seorang staf Kissinger yang membantah pernyataan tersebut.

Kendati sempat beredar bantahan dari seorang staf Kissinger, ramalan keruntuhan Israel yang akan terjadi tahun depan ternyata mendapat dukungan dalam penjelasan ilmiah.

Baca Juga: Netizen Ribut Komentari Konflik Israel-Palestina di Medsos, Ratu Entok Sindir Menohok: Gak Usai Lebay!

Seperti misalnya yang dijelaskan oleh mantan kepala Shin Bet, Yuval Diskin dalam artikel opini bulan Februari di Yedioth Ahronot. 

Yuval Diskin dapat menjelaskan secara ilmiah dan terperinci bahwa Israel tidak akan bertahan untuk generasi berikutnya.

Dirinya mengaku tak menganalisis runtuhnya Israel berdasarkan ancaman yang diterimanya dari luar, melainkan dari dalam negara itu sendiri.

Baca Juga: Orang Amerika Serikat Kini Dapat Lepas Masker di Berbagai Tempat Tertentu

"Saya tidak berbicara tentang ancaman nuklir Iran, rudal Hizbullah, atau Islam fundamentalis ekstremis.

"Saya berbicara tentang tren demografis, sosial dan ekonomi yang telah mengubah esensi negara dan ditakdirkan untuk membahayakan keberadaannya di satu generasi," jelasnya.

Bila ramalannya benar, Yuval Diskin mengungkapkan kalau nantinya kondisi masyarakat di bekas negara Israel bakal mengalami perubahan.

Baca Juga: Reza SMASH Ditagih Netizen Usai Pengemudi Taksi Sebut Dirinya Belum Bayar Argo Rp54 Ribu

"Dalam waktu sekitar 40 tahun, sekitar setengah dari warga negara itu akan menjadi ultra-Ortodoks dan Arab," ungkapnya.

Ramalan Yuval Diskin ini pun sebetulnya masih dalam satu tema yang sama, yaitu teori bom waktu demografis yang sudah kerap kali dibahas selama bertahun-tahun.

Teori tersebut berlaku ketika seseorang mempertimbangkan populasi gabungan Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, bersama dengan apa yang disebut populasi Arab Israel.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini Minggu, 16 Mei 2021: iNews, Indosiar, Trans TV, dan GTV, Ada Bikin Laper dan Rambo 3

Populasi yang mencakup sekitar 20 persen dari negara itu menjadikan Israel tak lagi bisa menjadi negara mayoritas Yahudi dan demokrasi dalam waktu yang bersamaan.

Salah seorang yang mempopulerkan teori itu dalam menganalisis masa depan Israel adalah jurnalis Michael Petrou pada tahun 2008.

Michael Petrou berpendapat bahwa bila dua hal itu, sebagai negara mayoritas Yahudi dan demokrasi benar tak terwujud, maka negara Israel benar-benar akan runtuh.

"Jika tidak bisa keduanya, impian Zionis di mana Israel didirikan akan berakhir," tandas Michael Petrou.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler