Bencana Banjir Ekstrem Guncang Sejumlah Negara Eropa, Pangeran William Sampaikan Duka Cita

17 Juli 2021, 19:40 WIB
Pangeran William dan Kate Middleton sampaikan duka cita soal bencana banjir ekstrem yang melanda sejumlah negara di Eropa. /Pixabay/LucyKaef

PR PANGANDARAN - Jerman sedang berduka dengan bencana banjir ekstrem yang menewaskan lebih dari 125 orang, sehingga Pangeran William dan Kate Middleton ikut buka suara memberi pernyataan duka cita.

Lebih lanjut, Pangeran William dan Kate Middleton menyampaikan duka cita dengan penghormatan kepada mereka yang hilang dalam bencana banjir 'menghancurkan' Jerman itu, bahkan para pejabat setempat memperingatkan jumlah korban tewas akan meningkat seiring pencarian berlanjut.

"Kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh bencana banjir di Jerman, Belgia, Luksemburg, dan Belanda sangat menghancurkan. Kami memikirkan semua yang terkena dampak banjir ini," ungkap Pangeran William dan Kate Middleton sebagai perwakilan Kerajaan Inggris itu.

Baca Juga: Viral Pria Sengaja Hirup Napas Pasien Covid-19, Begini Kabar Terbarunya

Selain Jerman, sejumlah negara di Eropa seperti Luksemburg, Belanda, dan Swiss juga terkena cuaca fatal dengan ribuan orang hilang.

Cuaca telah meruntuhkan tiang-tiang telepon seluler di seluruh wilayah, yang berarti banyak yang berjuang untuk menghubungi orang-orang terkasih dalam kekacauan itu.

Sekitar 15.000 petugas polisi, tentara dan pekerja layanan darurat telah direkrut untuk membantu operasi penyelamatan.

Baca Juga: Sita Tyasutami, Pasien Covid-19 Pertama di Indonesia Kembali Muncul, Cerita Pengalaman Kehebohan Maret 2020

Rumah-rumah terlihat tergeletak di reruntuhan, sementara orang-orang terlihat mengarungi jalanan yang tergenang air, melihat reruntuhan rumah mereka.

Kematian dan kehancuran disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, yang memicu banjir terburuk dalam beberapa dasawarsa.

Dan para ahli perubahan iklim sekarang mengatakan bahwa cuaca seperti itu bisa terjadi lagi jika perubahan iklim tidak dibalikkan.

Baca Juga: Sebut Jakarta dan Bali Akan Herd Immunity Agustus, Jokowi Minta Vaksinasi Fokus ke 3 Provinsi Ini

Kemudian, Myles Allen sebagai profesor ilmu geosistem di Universitas Oxford dan salah satu penulis laporan PBB tentang perubahan iklim mengatakan pendapatnya kepada Sky News.

"Atmosfer yang lebih hangat menyimpan lebih banyak kelembapan, jadi tepatnya peristiwa curah hujan musim panas yang sangat intens ini adalah jenis peristiwa ekstrem yang kami harapkan akan menjadi lebih sering di bawah perubahan iklim," ujarnya.

"Jadi ya, saya pikir kita melihat dadu cuaca dimuat untuk mendukung peristiwa semacam ini. Saat dunia menjadi lebih hangat, peristiwa cuaca ini menjadi lebih mungkin terjadi ... Semakin cepat kita menghentikan pemanasan, semakin baik," jelasnya.

 

Sedangkan Dr Michal Nachmany, kepala eksekutif Radar Kebijakan Iklim, menambahkan dengan pandangan ini.

"Anda mengira kami akan pintar sekarang. Anda mengira kami akan bijaksana,"

"Dan ini adalah perubahan iklim yang paling ringan dan paling sopan bagi kita. Ini hanya akan menjadi lebih buruk."

Sejauh ini, seluruh komunitas berada di reruntuhan setelah sungai yang meluap menyapu kota-kota dan desa-desa di negara bagian Rhine-Westphalia Utara dan Rhineland-Palatinate di Jerman barat, Belgia serta Belanda dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Dramatis, Sempat Hilang Gegara Pendaratan Darurat, Kini Pesawat Rusia Laporkan Seluruh Penumpang Selamat

Bahkan, jumlah korban jiwa di Jerman digambarkan sebagai yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir, dengan 12 orang yang meninggal di sebuah panti jompo di selatan Cologne yang dikejutkan oleh banjir bandang pada malam hari.

Sementara itu, pemerintah distri di Rhineland-Palatinate, sekitar 1.300 orang dilaporkan hilang di distrik Ahrweiler.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler