Efek Racun: Kulit Wajah dan Tangan Abramovich Mengelupas, Matanya Merah Tak Henti Berair

29 Maret 2022, 09:45 WIB
Efek Racun: Kulit Wajah dan Tangan Abramovich Mengelupas, Matanya Merah Tak Henti Berair /pixabay/qimono/

PANGANDARAN TALK - Meski tidak mematikan, tetapi gejala keracunan yang dialami mantan Bos klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich terbilang parah.

Roman Abramovich diduga diracun setelah hadir sebagai negosiator perdamaian perang Rusia vs Ukraina saat perundingan di Kiev awal Maret lalu.

Bukan hanya Abramaovich, sebelumnya dua juru damai asal Ukranina lainnya juga bernasib sama, mengalami gejala keracunan usai perundingan upaya damai Rusia vs Ukraina.

Baca Juga: TES IQ: Seberapa Tajam Pengamatan Kamu, Hanya 5 Persen Orang yang Dapat Menemukan Wanita Muda di Gambar Ini

Dikutip Pangandaran Talk dari Antara, Selasa (29/3/2022), Abramovich dan para perunding Ukraina menunjukkan gejala yang meliputi mata merah, keluar air mata terus menerus dan terasa menyakitkan, serta kulit wajah dan tangan yang mengelupas.

Abramovich dan para perunding Ukraina, termasuk anggota parlemen Tatar Krimea, Umerov kini sudah membaik dan nyawanya tak lagi dalam bahaya, mengutip Wall Sreet Journal.

Seseorang yang mengakui mengetahui kasus dugaan peracunan itu membenarkan kepada Reuters bahwa insiden itu tak membuat kapok Abramovich untuk terus bekerja.

Baca Juga: Jadi Juru Damai Rusia vs Ukraina, Mantan Bos Chelsea Roman Abramovich Diduga Diracun Saat Perundingan

Bellingcat mengatakan para pakar yang meneliti insiden itu menyimpulkan, peracunan dengan menggunakan jenis senjata kimia yang belum diketahui adalah penyebab paling mungkin untuk insiden itu.

Mengutip para pakar, Bellingcat mengatakan dosis dan jenis racun yang digunakan tidak cukup untuk merenggut nyawa manusia.

"Dan kemungkinan besar dimaksudkan untuk menakut-nakuti para korban ketimbang menyebabkan dampak permanen. Para korban mengaku tak mengetahui siapa yang mungkin berusaha menyerang mereka," demikian Bellingcat.

Baca Juga: Info Loker: PT Angkasa Karya Sejahtera Buka Lowongan Kerja Butuh Sopir Logistik, Cek Link Lokernya Disini!

Kata Bellingcat, ketiga pria yang mengalami gejala keracunan itu mengonsumsi air dan cokelat beberapa jam sebelum perundingan,

Namun anggota tim keempat yang juga mengonsumsi item-item konsumsi tersebut tidak mengalami gejala.

Diketahui, pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, yang disebut Presiden Vladimir Putin sebagai "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi Ukraina.

Ukraina dan Barat merespon ungkapan Putin itu sebagai agresi yang tidak berdasar.

Baca Juga: Seberapa Jeli Penglihatan Kamu, Mampuhkah Membaca Tulisan 'Tersembunyi' yang Ada di Foto?

Kremlin mengatakan Abramovich memainkan peran awal dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina, tetapi prosesnya kini berada di tangan tim perunding kedua belah pihak.

Kedua belah pihak akan bertemu di Istanbul pada Selasa untuk pembicaraan damai tatap muka pertama dalam lebih dari dua pekan.

Kuleba mengungkapkan harapan paling besar Ukraina dari perundingan pekan ini untuk kesepakatan gencatan senjata.

Tetapi pemerintah Ukraina tak mau melewati garis merah bahwa mereka tidak akan menyerahkan tanah atau kedaulatan apa pun kepada Rusia, kata Kuleba.

Baca Juga: Bocoran Zalim: Lebih Mencintai Cenk, Nedim Ditolak Cemre. Cek Jadwal Acara NET TV Selasa 29 Maret 2022

Barat menjatuhkan sanksi berat kepada para miliarder Rusia seperti Abramovich, perusahaan-perusahaan Rusia dan para pejabat Rusia, guna memaksa Putin menarik diri dari Ukraina.

Abramovich yang sosok internasionalnya melesat setelah mengakuisisi Chelsea FC pada 2003, terpaksa menjual klub sepak bola London itu setelah terkena sanksi.***

Editor: Fikri Mahendra

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler