Berawal dari Sakit Kepala, Leher Wanita Ini Jadi Bisa Berputar 180 Derajat ke Belakang

- 23 Desember 2020, 16:37 WIB
 Sarah Coughlin yang berasal dari Fazakerley dapat memutarkan kepalanya 180 derajat ke belakang.*
Sarah Coughlin yang berasal dari Fazakerley dapat memutarkan kepalanya 180 derajat ke belakang.* //liverpoolecho

PR PANGANDARAN – Seorang wanita bernama Sarah Coughlin yang berasal dari Fazakerley dapat memutarkan kepalanya 180 derajat ke belakang.

Wanita berusia 37 tahun itu awalnya mengalami sakit kepala yang terus berlanjut selama seminggu.

Dia merasakan sakit setelah bangun dari tidurnya dan menyadari kepalanya dapat berputar 180 derajat saat sedang berada di mobilnya.

Baca Juga: Fakta Menarik 6 Menteri Baru Indonesia Maju, Dulunya Lawan Jokowi hingga Teman Baik Erick Thohir

“Saya bertanya-tanya mengapa kaca depan mobil saya memiliki garis-garis hitam di atasnya hingga saya menyadari bahwa saya sedang melihat ke luar jendela belakang,” ucanya dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com.

Dia mengatakan hal itu bisa disebabkan karena posisi tidurnya yang salah dan berpikir akan sembuh tapi sakitnya tak kunjung hilang hingga dia harus bolak-balik ke rumah sakit setiap minggu selama tiga bulan.

“Saya diberi tahu bahwa ini mungkin saja cedera otot. Saya terus merasakan sakit, tetapi saya masih belum bisa didiagnosis setidaknya selama dua tahun,” ujarnya.

Baca Juga: Gisella Anastasia Kembali Dipanggil Polisi Soal Kasus Video Syur Mirip Dirinya, Ini Kata Yusri Yunus

Pada awalnya dia hanya mempunyai masalah pada leher dan cara berjalannya tetapi selama setahun dia mengalami kejang, neuralgia optik, tekanan pada saraf oksipital yang mengalir melalui leher hingga ke kulit kepala, menyebabkan tremor, kejang, dan kelumpuhan.

Akhirnya, dia didiagnosis menderita distonia yaitu suatu kondisi yang menyebabkan kejang otot yang tidak disengaja yang dapat membuat kepalanya berputar.

Dokter juga memberi tahu bahwa dia menderita Functional Neurological Disorder (FND) atau Gangguan Neurologis Fungsional.

Baca Juga: Belum Lama Menikah, Nathalie Holscher Kepergok Jual Murah Aset Sule Rp2 Juta dari Rp45 Juta

Kondisi Sarah mengubah hidupnya di mana dia tidak bisa lagi mengemudi, kehilangan komunikasi dengan banyak temannya, dan hampir tidak pernah keluar rumah karena takut orang-orang akan menilai cara berjalannya.

“Saya dulu sangat mandiri dari melakukan begitu banyak hal menjadi tidak dapat melakukan apa-apa adalah transisi yang paling sulit,” tuturnya.

“Saya benar-benar merasakan kehilangan nyawa saya saat pertama kali didiagnosis,” sambungnya.

Pada 2017, Sarah menemukan The Brain Charity, sebuah badan amal nasional yang berkantor pusat di kota Liverpool yang memberikan bantuan praktis, konseling dan kegiatan sosial untuk orang-orang yang mengalami masalah neurologis, di mana dia mendapatkan teman baru di sana.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: Liverpool Echo


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x