PR PANGANDARAN - Raket penyelundupan selama puluhan tahun telah mengguncang kepercayaan konsumen di Malaysia terutama umat Muslim dalam proses sertifikasi halal pemerintah.
Penipuan juga dapat membahayakan citra Malaysia yang memiliki status halal 'standar emas', dan memengaruhi posisinya sebagai eksportir halal tepercaya.
Bagi Syahiirah Junaidi, warga Kuala Lumpur, skandal daging halal palsu baru-baru ini di Malaysia berada di luar kendalinya. dan berpengaruh pada umat Muslim setempat.
Negara itu pada bulan Desember diguncang oleh laporan bahwa kartel selama beberapa dekade diduga menyuap pejabat untuk mengimpor dan menjual daging non-sertifikasi kepada Muslim, termasuk kuda dan kanguru ketika daging itu tidak disembelih secara ritual menurut adat Islam atau berasal dari sumber yang disetujui.
Sementara Syahiirah mengatakan dia tidak bisa berbuat banyak tetapi terus mengambil kata-kata supermarket bahwa daging mereka halal, atau diizinkan, dia tahu penduduk yang lebih tua tidak akan memaafkan.
"Jika berita ini sampai ke mertua saya yang lebih konservatif dan khusus, mereka akan hancur dan merasa dikhianati," kata pria berusia 28 tahun itu.
Baca Juga: Dipertemukan karena Covid-19, Pasangan Perawat Ini Pilih APD jadi Seragam Prewedding
Sejak penipuan terungkap, Departemen Pembangunan Islam (Jakim) yang mengawasi sertifikasi halal telah menghadapi erosi kepercayaan dan kemarahan publik yang meningkat di Malaysia, di mana enam dari 10 orang dari 33 juta penduduk adalah Muslim.
Berita skandal halal pertama kali muncul pada akhir November, ketika sebuah surat kabar berbahasa Melayu lokal melaporkan sumber yang mengatakan bahwa daging beku dari negara-negara yang belum disertifikasi halal oleh Jakim sedang diimpor.
Artikel Rekomendasi