Umat Muslim Malaysia Hilang Kepercayaan Usai Skandal Daging Halal Palsu

- 8 Februari 2021, 14:15 WIB
Ilustrasi daging steak
Ilustrasi daging steak /PIXABAY/RITAE


PR PANGANDARAN - Raket penyelundupan selama puluhan tahun telah mengguncang kepercayaan konsumen di Malaysia terutama umat Muslim dalam proses sertifikasi halal pemerintah.

Penipuan juga dapat membahayakan citra Malaysia yang memiliki status halal 'standar emas', dan memengaruhi posisinya sebagai eksportir halal tepercaya.

Bagi Syahiirah Junaidi, warga Kuala Lumpur, skandal daging halal palsu baru-baru ini di Malaysia berada di luar kendalinya. dan berpengaruh pada umat Muslim setempat.

Baca Juga: Ditanya Soal Endorse, dr. Richard Lee: Gua Gak Bisa Bohong! Kalo Mau Lagian Orang Berani Bayar Berapa?

Negara itu pada bulan Desember diguncang oleh laporan bahwa kartel selama beberapa dekade diduga menyuap pejabat untuk mengimpor dan menjual daging non-sertifikasi kepada Muslim, termasuk kuda dan kanguru ketika daging itu tidak disembelih secara ritual menurut adat Islam atau berasal dari sumber yang disetujui.

Sementara Syahiirah mengatakan dia tidak bisa berbuat banyak tetapi terus mengambil kata-kata supermarket bahwa daging mereka halal, atau diizinkan, dia tahu penduduk yang lebih tua tidak akan memaafkan.

"Jika berita ini sampai ke mertua saya yang lebih konservatif dan khusus, mereka akan hancur dan merasa dikhianati," kata pria berusia 28 tahun itu.

Baca Juga: Dipertemukan karena Covid-19, Pasangan Perawat Ini Pilih APD jadi Seragam Prewedding

Sejak penipuan terungkap, Departemen Pembangunan Islam (Jakim) yang mengawasi sertifikasi halal telah menghadapi erosi kepercayaan dan kemarahan publik yang meningkat di Malaysia, di mana enam dari 10 orang dari 33 juta penduduk adalah Muslim.

Berita skandal halal pertama kali muncul pada akhir November, ketika sebuah surat kabar berbahasa Melayu lokal melaporkan sumber yang mengatakan bahwa daging beku dari negara-negara yang belum disertifikasi halal oleh Jakim sedang diimpor.

Sinar Harian menuduh bahwa petugas perbatasan mengetahui penipuan tersebut, yang melihat daging dari Tiongkok, Ukraina, Brazil dan Argentina diselundupkan ke Malaysia dan dikemas kembali di sana.

Baca Juga: Viral Uang Bergambar Jokowi Senilai Rp100, Netizen Tidak Setuju: Kok Fotonya Pak Presiden

Beberapa importir telah ditangkap karena memalsukan kredensial halal, dalam penyelidikan pemerintah multi-lembaga yang sedang berlangsung terhadap rantai penyelundupan, penyimpanan, dan pemrosesan kartel.

Pada akhir Desember, Wakil Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Urusan Konsumen Rosol Wahid mengatakan pemerintah telah membekukan aset, menyita stempel dan stiker karet 'halal', dan 2.428 kotak daging beku senilai sekitar 738.640 ringgit (US $ 181.600).

Dia menambahkan Departemen Kimia telah menguji sampel daging tersebut, memastikan bahwa itu bukan babi atau kuda atau kanguru yang melegakan penduduk muslim.

Baca Juga: Romantis! Pasangan Filipina Menikah di Atas Ketinggian 37 Ribu Kaki Pakai Pesawat Air Asia

Tetapi Nadzim Johan dari Asosiasi Konsumen Muslim Malaysia mengatakan penipuan itu telah menebar ketakutan dan keraguan di kalangan publik.

“Beberapa segmen konsumen sangat mengkhawatirkan masalah kepatuhan halal. Kami cukup dikenal untuk itu, tetapi sekarang ini tampak seperti pertanyaan yang belum terjawab," tuturnya.

Kami membutuhkan jenis pengaturan, prosedur atau langkah baru untuk memastikan bahwa masalah impor ilegal ditangani dengan benar jika kami ingin mendapatkan kembali rasa hormat yang menjadikan kami hub halal, ”katanya.

Baca Juga: Mantan Pegulat WWE Bongkar Jati Dirinya dan Ubah Penampilan jadi Cantik: Inilah Saya, Transgender

Penjualan daging merah oleh pengecer telah anjlok sebanyak 40 persen setelah skandal itu, menurut laporan media lokal.

“Banyak orang Malaysia akan memiliki ketakutan tertentu untuk membeli produk daging karena mereka telah kehilangan kepercayaan pada regulator,” kata Ameer Mydin, direktur pelaksana rantai hipermarket lokal yang terkenal.

“Saya menduga persentase daging non-halal tidak setinggi itu, tapi karena ini soal sensitif agama kita tidak bisa mengabaikannya,” kata Ameer.

Baca Juga: Gara-gara Kehabisan Hairspray, Wanita AS Nekat Gunakan Lem Kayu untuk Rambutnya

“Bahkan keraguan sekecil apa pun bisa mengurai saraf kita. Menurut saya, pemerintah belum berbuat cukup untuk meyakinkan konsumen Malaysia bahwa yang ada di pasar adalah halal," katanya.

Dilansir dari SCMP untuk memulihkan kepercayaan, Jakim bulan lalu mengumumkan rencana aksi mengatasi 'kartel' daging halal dengan, antara lain, melibatkan pemangku kepentingan, termasuk importir, dan mempromosikan daftar lembaga sertifikasi halal yang disetujui.

Dalam menangani skandal tersebut, pemerintah juga telah mengaktifkan kembali Dewan Halal Malaysia, dengan dipimpin oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Baca Juga: ARMY Terkejut, Lagu Dynamite BTS Digunakan dalam Upacara Penghargaan Super Bowl 2021

“Tujuan kami agar DPRD menjadi badan pengawas yang akan memantau pelaksanaan instruksi, serta kebijakan yang dikeluarkan oleh Jakim,” kata Menteri Agama Zulkifli Mohamad Albakri bulan lalu.***

Editor: Imas Solihah

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah