Klaim Mayat Putranya yang Tewas Ditembak, Pria India Malah Didakwa Bersalah oleh Polisi

- 9 Februari 2021, 10:30 WIB
Tentara Tunisia
Tentara Tunisia /pixel /

PR PANGANDARAN – Mushtaq Wani, pria berusia 40 tahun telah didakwa bersalah oleh polisi di Kashmir, India karena klaim mayat putranya yang dianggap sebagai teroris.

Alasan Mushtaq Wani didakwa bersalah karena putranya Athar Mushtaq yang masih berusia 16 tahun menjadi satu dari tiga pemuda yang tewas ditembak pada 30 Desember dalam dugaan baku tembak dengan tentara di daerah Lawaypora distrik Baramullah, Srinagar.

Polisi memberikan pernyataan jika keterlibatan ketiganya dan kematian Athar Mushtaq yang tewas ditembak diklaim terlibat dalam jaringan teroris.

Baca Juga: Cek Fakta: Usai Hina Nabi Muhammad, Warga Prancis Disebut Berbondong-bondong Masuk Islam, Ini Faktanya

“Saya bertanya kepada pihak berwenang apakah mereka memiliki bukti, rekaman, atau bukti kamera apa pun tentang aktivitas jahat putra saya. Saya meminta mereka untuk menunjukkan bahwa putra saya adalah seorang teroris,” kata Mushtaq Wani dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Arab News pada Selasa, 9 Februari 2021.

Meskipun ada protes dari anggota keluarga yang memohon jika Athar Mushtaq tidak bersalah, pemerintah setempat menguburkan ketiga mayat remaja itu di pemakaman terpencil yang memiliki jarak lebih dari 100 kilometer dari tempat tinggal mreka.

Athar Mushtaq merupakan siswa kelas 11 dan merupakan anak tunggal Mushtaq Wani yang berulang kali meminta pihak berwenang untuk melepaskan mayat putranya untuk dimakamkan di kampung halamannya.

Baca Juga: Pakai 'Bikini', Model OnlyFans Isabelle Eleanore Dilarang Naik Pesawat oleh Awak Kabin

Namun, atas tindakannya tersebut polisi menahan Mushtaq Wani dan enam kerabatnya berdasarkan ketentuan KUHP India (IPC).

Laporan media setempat mengatakan jika mereka telah didakwa dengan tuduhan kerusuhan, penahanan yang salah, dan provokasi dengan maksud untuk menyebabkan kerusuhan.

Sejak April, pemerintah India telah menerapkan kebijakan dengan menguburkan korban kematian ‘pertemuan’ di pemakaman yang jauh dari desa asal mereka untuk mencegah keluarga datang berziarah.

Baca Juga: 'Apakah Rihanna Muslim?' Trending di Google Usai Dirinya Dukung Protes Petani India

Hal tersebut menimbulkan kemarahan publik tapi polisi mengatakan jika kebijakan tersebut ditujukan untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

“Saya harus menanggung ini. Apa yang dapat Anda harapkan dari rezim yang represif? Mereka ingin menghukum. Kami hanya meminta mayat putra saya tapi mereka malah mengambilnya,” papar Mushtaq Wani.***

Editor: Mela Puspita

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah