Seorang Ayah Curhat ke Media, Dikhianati Istri dan Anaknya yang Menikah Diam-diam Selama 10 Tahun

- 10 Februari 2021, 18:30 WIB
Ibu-ibu pun bisa melakukan selingkuh.*
Ibu-ibu pun bisa melakukan selingkuh.* /Pixabay /Geralt
PR PANGANDARAN – Seorang ayah dibuat kaget oleh putra dan istrinya yang mengaku telah menikah selama hampir 10 tahun.
 
Dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com The Mercury News, melalui program ‘Dear Amy’ seorang pria meminta saran untuk menanggapi situasi yang membinggungkan dirinya ini.
 
Sang ayah menjelaskan bahwa baru-baru ini, istrinya menjelaskan kepada dirinya bahwa mereka poliamori. 
 
 
“Amy Dickinson Saya tidak benar-benar tahu apa ini. Dia menjelaskannya dan berkata bahwa dia ingin jujur kepada semua orang. Saya sangat terkejut. Setelah mereka pergi, saya memikirkan tentang apa yang akan dia katakan kepada saya,” ujarnya.
 
Ia menyatakan bahwa dirinya tetap mencintai anak dan istrinya tersebut, dan ingin mereka bahagia.
 
Ibu dan anak itu memilih menikah di gereja tempat biasa mereka datangi.
 
 
Sang ayah tidak bisa membayangkan Peru bahan status ibu dari anaknya menjadi istri dari anaknya pula.
 
“Saya tidak mengerti ini. Saya ingin menjadi bagian dari kehidupan mereka, tetapi saya tidak tahu bahwa saya dapat mengatasi mereka membawa pasangan intim lainnya ke pertemuan keluarga kami, yang merupakan salah satu hal yang dia katakan ingin dia lakukan,” jelasnya.
 
“Saya tidak tahu siapa pun yang pernah mengalami ini. Bagaimana saya bisa menjaga hubungan saya dengan putra saya?,” Tanya sang ayah meminta saran kepada Amy.
 
 
Pihak Amy penjelaskan hubungan poliamori adalah hubungan yang memiliki lebih dari dua pasangan, di mana, misalnya, pasangan akan membawa orang dewasa lain ke dalam kehidupan intim mereka sebagai pasangan baru. 
 
Saya membagikan pertanyaan Anda dengan sosiolog Elisabeth Sheff, Ph.D., penulis “When Someone You Love is Polyamorous” (2016, Thorntree Press). 
 
Dr. Sheff dan saya setuju bahwa sang suami pantas mendapatkan banyak pujian atas kebaikanya kepada sang putra dan kesediaan untuk menerima keluarganya.
 
 
Tanggapannya: “Ini adalah reaksi pertama yang bagus jika Anda ingin menjaga hubungan positif dengan jenis kelamin dan anggota keluarga minoritas gender. Penerimaan tidak harus semuanya atau tidak sama sekali, dan saya menyarankan agar Anda semua mengambil langkah kecil untuk mengenal satu sama lain pada awalnya,”.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: The Mercury News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x