PR PANGANDARAN - Beberapa waktu lalu beredar kabar menyebut bahwa Presiden Mesir sengaja menghapus Alquran dari kurikulum sekolah.
Adapun narasi yang beredar menyebut bahwa "Presiden Mesir Sisi mengarahkan kementerian untuk menghapus ayat-ayat Alquran dan hadits kenabian mulia dari bahasa Arab dan buku teks sejarah.
Hal itu disebut dilakukan untuk membatasi hanya pada agama, dengan dalih bahwa hal ini mendorong penyebaran "gagasan ekstremis".
Baca Juga: Cek Fakta: Foto Ijazah Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM Dikabarkan Palsu, Simak Faktanya
Selain itu, disebutkan juga Wakil Menteri Pendidikan mengumumkan persetujuan kementerian atas proposal yang diajukan oleh MP “Freddy Al-Bayadi” tentang pengajaran mata pelajaran baru.
Mata pelajaran itu memuat nilai-nilai kebersamaan antara Islam, Kristen, dan Yudaisme, selain mengajarkan prinsip-prinsip toleransi dan hidup berdampingan di berbagai jenjang pendidikan dasar, menurut usulannya," berikut narasi beredar di situs internasional.
Setelah dilakukan penelusuran PikiranRakyat-Pangandaran.com, narasi yang membuat sejumlah warga mesir marah adalah hoaks atau palsu.
Baca Juga: Sindir 'Tembak Pacar ala Sultan Tapi Beda Agama', Lutfi Agizal Disemprot Onad: Hidup Lu Tuh Komedi
Kabar itu dibantah oleh seorang parlemen Mesir bernama, Mustafa Bakry, dia menegaskan bahwa informasi tersebut bersumber dari situs yang tidak valid.
"Tidak benar bahwa beberapa situs web dan halaman yang mencurigakan telah beredar tentang arahan memabatalkan pengajaran ayat-ayat alquran dan hadist kepada siswa sekolah," tulisnya di Twitter @BakryMP.
ليس صحيحا ماتداولته بعض المواقع والصفحات المشبوهة عن صدور توجيهات بإلغاء تدريس الآيات القرآنية والأحاديث لطلاب المدارس ، الوزارة نفت ومجلس الوزراء أكد أنها مجرد شائعه كاذبه ، ومع ذلك تواصل الصفحات المشبوهة ترديد الشائعه وبث الأكاذيب لأهداف يعرفها الجميع ، مصر تتعرض لحروب— مصطفى بكري (@BakryMP) February 19, 2021
Selain parlemen Mesir, hal senada juga dikonfirmasi oleh Dewan Menteri Mesir.
Baca Juga: 5 Shio yang Beruntung di Kehidupan Sosial Hari ini 26 Februari 2021: Tikus dan Ular Makin Populer
Lembaga tersebut mengunggah di laman Facebook resminya.
Dalam postingannya menyebut agar semua orang tidak menyebar berita hoaks tersebut karena memicu kemaraha umat Islam dunia.***
Artikel Rekomendasi