“Dia pria yang baik. Saya melihat dia pergi ke sekolah, tetapi tidak hari ini atau sehari sebelumnya,” ujar keterangan seorang tetangga.
Baca Juga: Lama Tak Terdengar, Ade Londok Jatuh dari Tangga, Kini Terbaring Sakit dan Kondisinya Makin Memburuk
Lebih lanjut, National Secular Society mengatakan bahwa guru seharusnya memiliki tingkat kebebasan yang wajar.
“Guru harus memiliki tingkat kebebasan yang wajar untuk mengeksplorasi mata pelajaran yang sensitif dan memungkinkan siswa untuk berpikir kritis tentangnya,” ujar Stephen Evans.
Protes ini datang setelah lima bulan setelah guru sejarah Samuel Paty dipenggal di jalan dekat sekolahnya di pinggiran kota Paris oleh seorang ekstremis Islam.
Baca Juga: Terbaring Lemah di RS saat Pandemi, Arie Untung Ternyata Idap Penyakit Ini hingga Sang Istri Resah
Hal ini terjadi setelah Samuel Paty menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.
Pembunuhan itu mengejutkan negara itu dan menyebabkan perdebatan baru tentang kebebasan berbicara dan integrasi populasi Muslim yang besar di Prancis.
Itu juga membawa kembali ingatan tentang gelombang kekerasan Islam yang dimulai dengan pembantaian Charlie Hebdo, yang dipicu oleh kartun yang sama di majalah satir pada tahun 2015 ketika orang-orang bersenjata menewaskan 12 orang.
Artikel Rekomendasi