Sengketa Kapas Xinjiang dan Eksploitasi Uighur, Mulai dari Nike Hingga Hugo Boss Dicap Munafik

- 27 Maret 2021, 12:40 WIB
Foto Poster yang dibentangkan dalam aksi tolak genosida Uighur pada 19 Februari 2021 lalu. Pihak Tiongkok mengaku geram dan tidak terima atas tuduhan Inggris soal pelanggaran HAM terhadap muslim Uighur di Xinjiang.*
Foto Poster yang dibentangkan dalam aksi tolak genosida Uighur pada 19 Februari 2021 lalu. Pihak Tiongkok mengaku geram dan tidak terima atas tuduhan Inggris soal pelanggaran HAM terhadap muslim Uighur di Xinjiang.* /Reuters/Leah Millis

PR PANGANDARAN – Anak perusahaan Tiongkok, Hugo Boss, tampaknya menentang posisi perusahaan merek fashion Jerman dalam membeli dari Xinjiang.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari South China Morning Post, Hugo Boss mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka akan terus membeli kapas dari wilayah tersebut.

"Kami selalu menghormati prinsip satu Tiongkok dan dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya," kata unit itu dalam bahasa Tiongkok di Weibo, platform serupa Twitter negara itu.

Lebih lanjut ia juga mengatakan kualitas bagus dari kapas Xinjiang.

“Kapas panjang Xinjiang adalah salah satu yang terbaik di dunia, kami percaya bahan baku berkualitas akan menunjukkan nilainya. Kami akan terus membeli dan mendukung kapas Xinjiang," ujarnya.

Baca Juga: Joe Biden Diduga Pikun, Ini Deretan Kesalahan Presiden AS, Mulai dari Lelucon hingga Data yang Salah

Namun, postingan tersebut tampaknya bertentangan dengan pernyataan di situs utama Hugo Boss, yang mengatakan perusahaan tidak membeli barang apa pun langsung dari Xinjiang.

Hugo Boss adalah merek asing terbaru yang berada dalam sengketa sanksi balas dendam antara Tiongkok a dan negara-negara Barat.

Hal ini membuat konsumen Tiongkok memboikot perusahaan seperti H&M dan Nike.

Pesan yang dianggap ‘ikut campur’ mengenai Xinjiang oleh merek tersebut, disambut oleh gelombang skeptisisme oleh pengguna media sosial Tiongkok.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: South China Morning Post


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x