Diduga Pasien Nol, Jejak Kematian Wabah Black Death Ditemukan pada Jasad Berusia Ribuan Tahun

- 1 Juli 2021, 12:45 WIB
Ilustrasi pandemi akibat Black Death
Ilustrasi pandemi akibat Black Death /Pixabay/Tumisu

Wabah terjadi dalam tiga bentuk: Wabah pneumonia (infeksi akut pada paru-paru); Wabah septikemia (infeksi darah); dan penyakit pes (gejala mirip flu disertai pembengkakan kelenjar getah bening di bawah kulit yang disebut 'bubo').

Sementara berbagai bentuk wabah sesekali melanda berbagai belahan dunia selama berabad-abad, pandemi wabah pes di abad ke-14 dianggap yang terburuk. Itu melanda Asia, Afrika, dan Eropa, dan menghancurkan Eropa hingga hampir 75 persen populasi di beberapa kota menyerah pada penyakit itu.

Baca Juga: Tak Hanya Postingan Berlian, Syahrini Juga Pernah Ambil Foto ‘Cincin dalam Alpukat’ dari Google

Hampir semua korban mengalami bubo yang menyakitkan dan penuh dengan nanah. Wabah pes sekarang dapat diobati secara efektif menggunakan antibiotik modern.

Namun, penyakit ini memiliki tingkat kematian hingga 90 persen jika tidak diobati.

Strain Y. pestis yang diperiksa dalam penelitian ini diperoleh dari sisa-sisa pemburu-pengumpul berusia 20 hingga 30 tahun yang membawa wabah.

Baca Juga: VIRAL di Medsos! Nunggak Tagihan Listrik, Wanita Ini Malah Lempar Uang ke Petugas PLN

Berusia sekitar 5.000 tahun, kerangka 'RV 2039' dan seorang wanita berusia 12 hingga 18 tahun (RV 1852) digali di wilayah Rinnukalns (sekarang Latvia) pada akhir 1800-an.

Namun, setelah 'menghilang' selama lebih dari satu abad, sisa-sisa itu ditemukan kembali pada tahun 2011; dalam koleksi antropolog Jerman Rudolph Virchow.

Sejak itu, dua kuburan lagi telah ditemukan di situs utama—menunjukkan bahwa mereka mungkin milik kelompok pemburu-nelayan-pengumpul yang sama.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: International Business times


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x