Lebih dari 7.500 Tunawisma Hiasi Kota London Selama Pandemi Covid-19

- 1 Juli 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi tunawisma.
Ilustrasi tunawisma. /Pixabay/KasunChamara./

PR PANGANDARAN - Pandemi Covid-19 membuat tunawisma di London terpaksa menghiasi jalanan dan sudut kota London.

Berdasarkan laporan yang diterima pihak pemerintah Inggris ada 11.018 orang tunawisma yang berada di Inggris pada 2020/2021 hampir dua kali lipat jumlah yang ada satu dekade lalu.

7.531 orang di antaranya adalah tunawisma yang baru tercatat ada di London.

Baca Juga: Diduga Pasien Nol, Jejak Kematian Wabah Black Death Ditemukan pada Jasad Berusia Ribuan Tahun

Jumlah tunawisma mencapai puncaknya tahun lalu pada bulan April sebelum turun drastis ketika 3.365 tunaswima ditempatkan di akomodasi darurat di bawah program Semua Orang di pemerintah setelah wabah Covid-19.

Direktur amal untuk layanan tunawisma Lorrita Johnson mengatakan angka-angka ini membuat bacaan yang suram.

Ada peningkatan 3% pada penambahan tunawisma di London dibandingkan dengan angka sebelumnya 10.726 pada 2019 hingga 2020.

Baca Juga: Spoiler 'Kingdom: Ashin of the North': Balaskan Dendam, Ashin Siap Bertempur dengan Tentara Joseon

"Banyak orang dipaksa turun ke jalan untuk pertama kalinya dalam krisis ekonomi, dan mereka harus dibantu untuk membangun kembali kehidupan mereka.

"Pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini jika ingin memenuhi komitmen manifestonya untuk memberantas tunawisma pada akhir parlemen ini," ungkapnya.

Pada 2011/12 Chain menemukan 5.678 tunawisma dan jumlah baru menunjukkan peningkatan 94% tahun ini.

Baca Juga: Gelombang Panas Mematikan Hantam Kanada, 134 Orang Dikabarkan Meninggal Mendadak

Area Westminster sejauh ini memiliki tempat yang paling padat dari semua wilayah London, dengan 2.162 orang, diikuti oleh Camden dengan 630 orang. Sutton baru berusia 18 tahun.

Laporan terbaru menemukan 117 orang menetap di Bandara Heathrow dan 143 di bus London.

Laporan tersebut mencakup 12 bulan dari April 2020 ketika periode yang sangat bergejolak yang mencakup krisis Covid-19 yang tercermin dalam temuan.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta Kamis, 1 Juli 2021: Ricky Bakal Jujur Telah Hamili Elsa, Bagaimana Reaksi Nino?

Ketergantungan zat ditemukan di antara orang-orang yang kurang tidur pada tahun 2020/21 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.  

Kurang dari satu dari tiga (29%) memiliki kebutuhan alkohol dan 31% membutuhkan obat-obatan, dibandingkan dengan 39% orang yang sulit tidur memiliki ketergantungan obat atau alkohol pada 2019/20.

Kekhawatiran akan lonjakan baru tunawisma muncul setelah larangan pemerintah terhadap pengusiran berakhir pada 31 Mei di Inggris.

Baca Juga: Pemerintah Brasil Korupsi Dana Vaksin Covid-19 hingga Minta Suap Rp15 Ribu per Dosis

Stephen seorang pria dari London Timur sedang tidur nyenyak sebelum dia menemukan bantuan di tempat penampungan musim dingin Salvation Army, Maleakhi Place.  

Dia pertama kali pindah dari rumah keluarga di awal usia 20-an untuk tinggal bersama wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anaknya.

Setelah beberapa tahun, hubungan itu rusak dan Stephen pindah kembali ke rumah, tetapi dia merasa sulit untuk menyelesaikannya dan banyak berdebat dengan ibu dan saudara-saudaranya.

Baca Juga: Tak Hanya Postingan Berlian, Syahrini Juga Pernah Ambil Foto ‘Cincin dalam Alpukat’ dari Google

"Kami akan berdebat tentang hal-hal kecil yang konyol. Suatu hari di bulan Desember 2018, itu keluar dari kendali dan hal-hal yang dikatakan yang seharusnya tidak dikatakan. Dan begitu hal-hal telah dikatakan, Anda tidak dapat mengambilnya kembali, jadi saya keluar.

"Saya merasa sangat rendah, saya merasa gagal dan saya tahu saya tidak bisa kembali ke sana. Tapi saya tidak punya tempat lain untuk pergi jadi begitu saja, saya tunawisma," ungkapnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Metro


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x