Cuaca Ekstrem Landa Sejumlah Negara Eropa, Ahli Sebut Ada Kaitan dengan Pemanasan Global

- 18 Juli 2021, 21:45 WIB
Sejumlah negara eropa dilanda cuaca ekstrem berupa bencana banjir dan kebakaran hutan, sehingga ahli sebut ada kaitan pemanasan global.
Sejumlah negara eropa dilanda cuaca ekstrem berupa bencana banjir dan kebakaran hutan, sehingga ahli sebut ada kaitan pemanasan global. /Reuters / Thilo Schmuelgen/

PR PANGANDARAN - Ketika sejumlah negara di Eropa baru-baru ini diterjang perubahan cuaca ekstrem berupa banjir yang menewaskan lebih dari 150 orang, kemudian disusul panas yang membakar di beberapa bagian Amerika Utara, kini muncul perdebatan seputar pemanasan global di antara para ahli.

Lebih lanjut, para ahli iklim sedang terus menggiatkan penelitian akan hubungan pemanasan global dengan peristiwa yang sangat berbeda terjadi berbagai belahan dunia, seperti bencana banjir di Jerman dan kebakaran hutan di Kanada.

Namun begitu, seorang ahli iklim dan mantan wakil presiden Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), Jean Jouzel mengatakan ada kaitan yang masuk akal antara pemanasan global dengan cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah negara, meski memang belum terbukti secara ilmiah.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Desak Rossa Pertemukan Dirinya dengan Seseorang: Teteh Dekat Banget, Sampai Saya...

“Sayangnya, kita berada di tahap awal pemanasan global, dan apa yang ada di depan akan lebih buruk lagi,” katanya kepada AFP.

"Kita tidak boleh menipu diri sendiri bahwa perubahan iklim terbatas pada beberapa bencana yang terisolasi atau pada satu wilayah atau periode waktu."

Di Eropa, massa udara yang sarat dengan air terhalang pada ketinggian tinggi oleh suhu dingin, menyebabkan mereka berhenti mengalir selama empat hari di wilayah tersebut dan membuang derasnya hujan

Baca Juga: Ririn Ekawati Sebut Anak Gadisnya Tunjukkan Tanda Pubertas: Diam-diam Suka Buka Lemari, Pinjam...

"Fenomena itu akrab bagi para ahli meteorologi, tetapi sudah 100 tahun sejak terakhir kali terjadi pada skala ini," katanya.

"Hanya dalam dua hari, wilayah tersebut mengalami jumlah curah hujan yang sama seperti yang biasanya dialami dalam dua atau tiga bulan, jenis peristiwa yang kadang-kadang terlihat di iklim Mediterania pada musim gugur, tetapi tidak pada garis lintang ini," jelasnya.

Para ilmuwan sekarang harus menganalisis peristiwa itu untuk menentukan secara tepat alasan di balik alam yang berubah itu.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x