PR PANGANDARAN – Pensiunan juara seni bela diri campuran Khabib Nurmagomedov menyebut Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai seseorang yang kejam karena telah menyinggung perasaan 1,5 miliar muslim pada Jumat, 30 Oktober 2020.
Nurmagomedov merupakan salah satu atlet muslim paling populer di dunia, dia mengeluarkan pernyataan keras terhadap Macron karena pembelaannya terhadap karikatur Nabi Muhammad merupakan hak kebebasan berekspresi.
“Semoga Tuhan merusak wajah orang kejam ini dan semua pengikutnya yang menyinggung perasaan lebih dari 1,5 miliar muslim di bawah slogan kebebasan berekspresi,” tulis juara dunia kelas ringan berusia 32 tahun itu dalam unggahan di akun Instagram @khabib_nurmagomedov.
Baca Juga: Terekam CCTV, Aksi Komplotan Pencuri Bobol 2 Toko Besar di Pangandaran Ternyata Pakai Mobil Avanza
“Semoga Tuhan mempermalukan mereka dalam kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya,” tambahnya.
Unggahannya tersebut disertai dengan gambar Macron dengan cetakan sepatu hitam di wajahnya dan telah disukai oleh lebih dari 3 juta pengguna terakhir dilihat.
Pada hari Jumat, puluhan pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan Prancis di Moskow sambil membawa poster dan karikatur Macron lalu membakar foto pemimpin Prancis tersebut.
Baca Juga: Turki Diguncang Gempa Berkekuatan Dahsyat, Presiden Recep Tayyip Erdogan Langsung Ambil Tindakan
Sebelumnya Macron membela terkait kebebasan berekspresi dan mengecam kekerasan Islam setelah adanya pemenggalan terhadap seorang guru di pinggiran kota Paris.
Pemenggalan tersebut didasari karena guru tersebut sebelumnya menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran kebebasan berekspresi.
Sikap Macron terhadap karikatur Nabi Muhammad serta komentarnya mengenai agama Islam telah memicu reaksi keras dari umat muslim di seluruh dunia.
Baca Juga: #Jurnalrisa Mendadak Trending, Fans Mengaku Kecewa Soal 'Live' hingga Fadil dan Keanu Buka Suara
Awal pekan ini, pemimpin Republik Chechnya yang mayoritas Muslim di Rusia, Ramzan Kadyrov, menuduh pemimpin Prancis itu memprovokasi muslim dan membandingkannya dengan seorang teroris.***
Artikel Rekomendasi