Geger Kota Cirebon Berencana Terapkan Sistem Khilafah, Ketua DPRD: Lantaran Tepuk Tangah Riuh

12 Juli 2020, 08:11 WIB
Ketua Dewan Pimpinan Rakyat Daerah Kota Cirebon, Affiati.* //PR/ EGI SEPTIADI

PR PANGANDARAN - Atas insiden pembacaan ikrar dan pencoretan kalimat khilafah di depan massa aksi yang menolak RUU HIP, Ketua DPRD Kota Cirebin Affiati meminta maaf.

Selain menyampaikan permohonan maaf, Affiati juga mencoba meluruskan terkait apa yang sebenarnya terjadi di balik insiden pembacaan ikrar dan pencoretan tersebut.

Bermula ketika pimpinan dan anggit DPRD Kota Cirebon menerima perwakilan massa aksi yang tergabung dalam Forum Cirebon Bersatu.

Baca Juga: Amitabh Bachcan dan Abhisek Positif Covid-19, Lacak Korban Selanjutnya dalam 10 Hari Kebelakang

Kemudian, dialog antara kedua belah pihak pun berlangsung dengan agenda pembicaraan penolakan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP).

Dialog yang bertempat di Gedung Griya Swala DPRD Kota Cirebon, pada Jumat 10 Juli 2020 itu pun ditanggapi oleh DPRD.

Namun pada saat itu pula, sebagai pimpinan Affiati memberikan kesempatan kepada Wakil Ketua DPRD Fitria Pamungkaswati dari Fraksi PDIP untuk berkomunikasi dengan massa.

Baca Juga: Jalin Cinta Selama 7 Tahun, Kekasih Editor Metro TV Akui Penyesalan Mendalam: Sayanya Telat

Dari komunikasi yang dilakukan dengan massa, tercetuslah ide dari Wakil Ketua Fitria untuk mengucapkan ikrar bersama dengan perwakilan massa yang hadir. Ikrar tersebut dibuat Fitria langsung serta mendadak saat menerima audiens.

“Ibu Fitria yang menawarkan agar semua yang hadir berikrar dengan naskah yang sudah disiapkan, tapi audiens meminta untuk dibacakan terlebih dahulu sebelum mengambil sikap dan menyetujui ikrar tersebut,” kata Affiati.

Jadi sebelum akhirnya dibacakan Affiati sebagai ketua DPRD, ikrar tersebut diminta untuk dibacakan terlebih dahulu oleh Fitria, agar disepakati bersama oleh audiens isi dari ikrar tersebut.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Ribka Tjiptaning Sebut Semua Anak PKI Bergabung Dengan PDIP

Akan tetapi, lanjut Affiati, pada poin terakhir yakni ketiga yang berbunyi “demi Allah kami bersumpah akan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pengaruh paham komunisme, leberalisme, leninisme, sekularisme dan khilafah,” ada kesalahpahaman karena tak terdengar di kata khilafahnya mengingat tepuk tangan yang riuh.

“Saat dibacakan oleh ibu Fitria, pas kata sekularisme massa bertepuk tangan sehingga kata khilafah tidak terdengar,” tuturnya.

Akibatnya, Affiati mencoret kata khilafahnya karena ketika dia membacakan ikrar di poin ketiga tersebut ada kalimat komunisme dan khilafah tapi dibawah kedua kata itu ada tambahan tulisan tangan, liberalisme dan sekularisme.

Baca Juga: Ternyata V BTS Sampai Lay Exo Adalah 2 dari 4 Idol Kpop yang Menderita Penyakit Fisik

Hal itu membuat Affiati bingung atas susunan bacaannya. Karena ide dan pembuatan ikrar dibuat Fitria secara mendadak lalu diberikan kepada Affiati untuk diikrarkan.

“Inilah yang membuat saya bingung dalam menyusun urutan bacaannya, karena ide dan konsep pembacaan ikrar bersama ini datangnya dari ibu Fitria secara mendadak yang disampaikan kepada saya. Jadi beliaulah yang paling mengerti susunan kalimat di poin ketiga itu,” cetusnya.

Walhasil ada kesalahpahaman dari penyampaian ikrar tersebut, karena kata khilafahnya tidak terbaca dan justru malah memicu kontroversi akibat kebingungan yang dialami Affiati.

Baca Juga: Era New Normal: Tetap Waspadai 5 Tempat Berisiko Tinggi Penularan Virus Corona

Atas insiden tersebut, sebagai perawakilan dari lembaga legislatif, Affiati menyampaikan maaf atas kekhilafan pada saat menerima aspirasi Forum Cirebon Bersatu pada Senin 6 Juli 2020.***(Egi Septiadi/PR.Com)

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler