PR PANGANDARAN – Baru-baru ini beredar kabar yang mengatakan bahwa ibukota Indonesia, Jakarta tercemar paracetamol.
Penelitian mengatakan bahwa air laut Teluk Jakarta terbukti tercemar paracetamol.
Lebih lanjut, dikatakan bahwa paracetamol yang mencemari teluk Jakarta ini memiliki konsentrasi yang tinggi.
Baca Juga: TREASURE 1st Private Stage 'TEUDAY' Ditonton Lebih dari 100 Negara, Ada Hint untuk Comeback!
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari World of Buzz, sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan di Buletin Pencemaran Laut Science Direct menarik perhatian banyak orang.
Penelitian tersebut telah menemukan bahwa limbah yang mendominasi perairan Teluk Jakarta, mengandung parasetamol dengan konsentrasi tinggi.
Parasetamol adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati demam, sakit kepala, dan nyeri ringan.
Studi ini menemukan kejadian beberapa kontaminan akuatik, termasuk obat-obatan, hadir dalam sampel air laut yang dikumpulkan dari lokasi yang didominasi limbah di Indonesia.
Hal ini termasuk 4 lokasi di Teluk Jakarta dan satu di pantai utara Jawa Tengah.
Studi ini adalah yang pertama melaporkan tingginya konsentrasi parasetamol yang terdeteksi di perairan pesisir Indonesia.
Baca Juga: Cara Zodiak Mengatasi Hari yang Buruk, Sagitarius Lebih Memilih Pergi ke Spa
Lebih lanjut, parameter nutrisi yang tercatat jauh melebihi batas yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
Selain itu, diketahui pula logam hadir dalam sampel air laut yang diambil.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Angke memiliki konsentrasi Parasetamol yang tinggi, yaitu 610 ng/L, dan Ancol sebesar 420 ng/L.
Baca Juga: Resep Diet Mini Cinnamon Rolls Enak Bebas Gluten dan Tanpa Margarin
Menanggapi penelitian tersebut, Humas Badan Lingkungan Hidup DKI Yogi Ikhwan mengaku tidak pernah mengetahui bahwa air laut Jakarta tercemar parasetamol.
Diketahui kadar airnya hanya diperiksa secara umum oleh instansi tersebut.
“Kami tidak memeriksa parameter ini,” ujarnya.
Baca Juga: Resep Nastar Oatmel, Camilan Diet dan Sehat Tanpa Terigu dan Margarin
Badan Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengatakan tidak pernah memantau kualitas air laut dengan upaya yang spesifik.
“Kami memantau kualitas air laut dengan kandungan umum, seperti kadar BOD (biological oxygen demand), dan kadar logam berat,” ujarnya.
“Untuk parameter spesifik parasetamol, kami tidak ke sana secara spesifik,” ungkapnya.***