Kedok Terbongkar, Mantan Komisioner KPU RI Dikabarkan adalah Keturunan Kuat PKI, Simak Faktanya

7 Juni 2020, 21:28 WIB
MANTAN Komisioner KPU Wahyu Setiawan (kiri) berbincang dengan kuasa hukumnya seusai menjalani sidang dakwaan secara virtual dalam kasus dugaan korupsi penetapan pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR periode 2019-2024, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, 28 Mei 2020.* //Antara

PR PANGANDARAN - Tersiar kabar di media sosial Facebook yang mengklaim bahwa mantan Komisioner KPU RI, Wahyu Setiawan merupakan keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Diunggah oleh pengguna akun Facebook Ajib Jr kabar itu menggemparkan publik, terlebih disertai sebuah narasi yang menyebut Wahyu keturuna pertama dari Ketua PKI, Semaun.

Selain itu, disebutkan juga bahwa ayah dari wahyu Setiawan adalah Anak dari Slamet Samaun dan cucu dari Ketua Umum Partai Komunis Indonesia (PKI) yang pertama, Semaun.

Baca Juga: Heboh Satu RT di Cimahi Terpaksa Karantina Covid-19, Usai Satu Penderita Tulari Dua Orang Sekaligus

Adapun narasi lengkap yang diunggah pengguna Facebook Ajib Jr. tersebut:

Copas Irianti Djuremi Reinke, Tak usah heran, terkejut, atau heboh kalau Wahyu Setiawan adalah anak dari SLAMET, sebab memang kakeknya adalah SEMAUN. Semaun itu jelas KOMUNIS. Semaun belajar bareng Soekarno (NASIONALIS) dan Kartosowirjo (DARUL ISLAM).”

Soekarno berkuasa negara, lalu Semaun berontak, datang agresi militer Belanda ke 2, setelah ditahan Soekarno-Hatta berkuasa kembali atas negara boneka ini, lalu membungkam Kartosoewirjo berikut dengan buah pemikirannya, PKI hadir kembali ditangan DN Aidit, kemudian Soekarno mesra dengan PKI terbukti hadirnya Nasakom dan berontak untuk kedua kalinya.

Jadi nyambung khan, sekarang ini banyak anak-anak PKI ada dimana-mana, termasuk ada di Istana Negara, KPU, MK, DPR, POLRI, KEJAGUNG, dan berkembang biak dibanyak Partai, utamanya PDI PERJUANGAN."

Baca Juga: Tanda-tanda Semakin Terlihat Jelas, Sebagian Wilayah Bandung Perlahan Kini Memasuki Musim Kemarau

Beginilah akhirnya kita, sebenarnya kita telah berada di masa pemberontakan PKI ketiga. Kapan itu terjadinya, saat dimulai Reformasi yang sangat prematur usai Soeharto lengser.

Mau bilang apa sekarang, coba? Tak usah heran, terkejut, atau heboh. Mestinya kita menyesali dan memetik hikmah dibalik lengsernya Orde Baru. JANGAN MUNAFIK!,” demikian narasi yang ditulis pengguna Facebook Ajib Jr.

Artikel ini pernah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul Mantan Komisioner KPU RI, Wahyu Setiawan Dikabarkan adalah Keturunan PKI, Simak Faktanya

Baca Juga: Misteri Tenggelamnya Remaja di Pantai Nusakambangan, dari Berniat Mandi hingga Jasad Tak Ditemukan

Berdasarkan penelusuran turcbackhoax.id (Mafindo) postingan itu adalah keliru atau hoaks.

Faktanya, Semaun diketahui tidak memiliki anak yang bernama Slamet. Semaun dikaruniai dua anak dari pernikahannya yang pertama.

Anak Semaun yang pertama, laki-laki, bernama Logika Sudibyo. Sementara anak Semaun yang kedua, perempuan, bernama Axioma.

Baca Juga: Ngaku Perwira TNI Berpangkat Letda, Wanita di Purwokerto Kelabui Perawat hingga Raup Puluhan Juta

Kelahiran anak kedua Semaun itu bertepatan dengan penangkapan Semaun oleh pemerintah Belanda pada 8 Mei 1923.

Melansir majalah sejarah Historia, Semaun diasingkan ke Amsterdam, Belanda, sejak 20 September 1923.

Namun, pada November 1925, Semaun pergi ke Uni Soviet. Di sana, ia menetap hingga lebih dari 30 tahun dan menikah dengan wanita setempat.

Baca Juga: Tembus Jurnal Internasional, PT Freeport Indonesia Temukan Satu Spesies Tumbuhan Baru di Papua

Dari pernikahannya dengan wanita yang bernama Valentina Iwanowa itu, seperti dikutip dari salah satu pemberitaan daring, Semaun memperoleh dua anak.

Anak pertama laki-laki, bernama Rono Semaun, bekerja di Moskow, Rusia, sebagai wartawan.

Sementara anak kedua, perempuan, bernama Elena Semaun, ikut pulang ke Tanah Air bersama ayahnya pada 1957.

Baca Juga: Lockdown Jadi Ajang Istri Bongkar Kedok Suami, 7000 Pasangan di Arab Saudi Putuskan Untuk Bercerai

Cerita soal pernikahan Semaun dengan wanita Rusia yang dikaruniai anak bernama Rono Semaun juga pernah dimuat oleh Majalah Tempo pada 16 Maret 2003 serta Historia.

Dalam berita di kedua majalah ini, Rono disebut sebagai penerjemah karya-karya sastra Indonesia ke bahasa Rusia.

Dari berbagai pemberitaan tersebut, Semaun diketahui tidak memiliki anak yang bernama Slamet, sebagaimana yang disebutkan dalam narasi yang diunggah akun Bijipot Ydempat Itt.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan Soal Bumi, Ternyata Terbentuk Hasil Tabrakan Dahsyat Tata Surya dengan Galaksi

Semaoen adalah Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) pertama. Lahir di desa Curahmalang, kecamatan Sumobito, kabupaten Jombang, Jawa Timur sekitar tahun 1899 dan wafat pada tahun 1971.

Kemunculannya di panggung politik pergerakan dimulai di usia belia, 14 tahun.

Saat itu, tahun 1914, ia bergabung dengan Sarekat Islam (SI) wilayah Surabaya.

Baca Juga: Lockdown Jadi Ajang Istri Bongkar Kedok Suami, 7000 Pasangan di Arab Saudi Putuskan Untuk Bercerai

Pertemuannya dengan Henk Sneevliet tokoh komunis asal Belanda pada 1915, membuat Semaoen bergabung dengan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging, organisasi sosial demokrat Hindia Belanda (ISDV) cabang Surabaya.

Sementara Slamet memang anggota PKI dari Madiun, lahir pada Februari 1928, dan pernah menjabat anggota Konstituante Republik Indonesia 1956–1959.

Dokumen asli tentang Slamet S. yang ditulis dengan tulisan tangan dan difoto secara langsung juga tidak pernah menyebutkan bahwa nama belakang pria itu adalah Semaun ataupun Samaun.

Baca Juga: Ayah Rozak Nangis Pensiun dari PNS, Ayu Ting Ting Telah Lama Siapkan Profesi Ini Untuk Sang Ayah

Dengan demikian, klaim bahwa mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan adalah cucu Semaun dari anaknya yang bernama Slamet merupakan klaim yang keliru.

Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook Ajib Jr. Yang beredar luas tersebut adalal informasi yang keliru atau hoaks.

Berdasarkan kategori Misinformasi dan Disinformasi yang dibuat First Draft, maka unggahan narasi yang dibuat akun Facebook Ajib Jr. dapat disebut sebagai Konten yang Menyesatkan.*** (Encep Faiz)

 

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Mantra Sukabumi

Tags

Terkini

Terpopuler