Ramai Terawan Tolak Undangan Najwa Shihab Tiap Minggu, Ini Sepak Terjangnya: Tergolong Orang Cerdas!

29 September 2020, 09:50 WIB
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto /PRM/

PR PANGANDARAN – Media sosial kini sedang ramai memperbincangkan sosok Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.

Pasalnya dalam acara Mata Najwa, presenter Najwa Shihab melontarkan beberapa kisi-kisi pertanyaan yang diajukan untuk Menkes Terawan.

Najwa melontarkan beberapa pertanyaan itu dihadapan kursi kosong, karena selama ini Terawan sulit untuk datang ke Mata Najwa untuk menyampaikan informasi terkait penanganan Covid-19. Padahal Najwa sudah beberapa kali mengundang Terawan untuk hadir.

Baca Juga: Antisipasi Bencana Tsunami Setinggi 20 Meter di Selatan Jawa, Pemkab Garut Siapkan 3 Hal Ini

Terawan tergolong orang yang cerdas di dunia medis khususnya kedokteran, ia pernah mendapatkan beberapa penghargaan atas temuannya yang ia peroleh.

Menkes Terawan Agus Putranto lahir di Yogyakarta pada tanggal 5 Agustus 1964. Ia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM), dan langsung mengabdi sebagai dokter di Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD).

Terawan memiliki seorang istri bernama Ester Dahlia dan anak semata wayangnya bernama Abraham Apriliawan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 29 September 2020, Leo Dapat Rezeki Nomplok, Scorpio Jangan Buru-buru Menikah!

Saat masih berkarir di dunia medis, ia sempat menemukan metode baru yaitu terapi cuci otak untuk pengobatan stroke.

Letnan Jenderal TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad. sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan.

Di tengah kesibukannya sebagai dokter, ia juga menempuh pendidikan hingga doktor dengan melahirkan karya ilmiah yang luar biasa.

Baca Juga: Bekal Utama untuk Bisa Sukses di Era Digital, Ahli Bikin Tulisan hingga Mampu Berbahasa Asing

Keinginannya untuk menjadi dokter memang menjadi cita-citanya sejak kecil dulu. Setelah lulus sekolah menengah atas (SMA), ia melanjutkan Fakultas Kedokteran UGM, di Yogyakarta.

Kemudian, Ia berhasil lulus sebagai dokter pada tahun 1990 saat usianya masih berada di 26 tahun. Lulus sebagai dokter,  lalu mengabdikan dirinya menjadi dokter di intansi militer Angkatan Darat. Sehingga, ia ditugaskan ke beberapa daerah, di antaranya Bali, Lombok, dan Jakarta.

Untuk memperdalam ilmu kedokterannya, ia mengambil Spesialis Radiologi di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya. Ia merasa bahwa ilmu Radiologi di Indonesia masih belum banyak berkembang, sehingga ia pun terketuk hatinya untuk memperdalam radiologi intervensi. Lulus pada usia 40 tahun.

Baca Juga: Bekal Utama untuk Bisa Sukses di Era Digital, Ahli Bikin Tulisan hingga Mampu Berbahasa Asing

Lalu Terawan kembali mengambil gelar doktornya di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar dan lulus pada tahun 2013, hal itu dilakukan untuk menunjang pelayanan dan menambah keilmuanya.

Dalam sepak terjangnya di dunia medis, Terawan terbilang cerdas. Ia menemukan metode baru untuk penderita stroke. Metode yang biasa disebut brain flushing itu juga tertuang dalam disertasinya bertajuk 'Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis'.

Dalam pengalaman, pasien bisa sembuh dari stroke selang 4-5 jam pasca operasi. Metode pengobatan tersebut bahkan telah diterapkan di Jerman dengan nama paten ‘Terawan Theory’.

Baca Juga: Dibanderol dengan Harga Selangit, Intip Lebih Dekat Tanaman Hias 'Viral' Janda Bolong

Karir  makin sempurna setelah diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto pada tahun 2015. Ia tidak hanya semata-mata untuk ego pribadinya sebagai dokter, tapi ia juga mampu mengelola rumah sakit secara profesional.

Atas pengabdiannya itu,  mendapatkan berbagai penghargaan , seperti penghargaan Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) dan dua rekor MURI sekaligus sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Substraction Angiogram (DSA) terbanyak.

Meskipun ia menjadi dokter militer,  mampu membuktikan kepada dunia medis, ia tetap bisa memberikan penemuan metode baru dan pelayanan cepat kepada pasien stroke agar cepat sembuh. ***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: YouTube Sobat Dosen Instagram @bpptkg Portal Surabaya

Tags

Terkini

Terpopuler