Gegara Pandemi Covid-19, Tiongkok Kebanjiran Order Mainan Sek

21 Oktober 2020, 22:45 WIB
Ilustrasi Pekerja Tiongkok /MarkoLovric/Pixabay

PR PANGANDARAN – Pandemi virus corona yang melanda Tiongkok sejak lama, mengakibatkan lockdown berkepanjangan di negara tersebut.

Tak sedikit imbasnya juga mempengaruhi kehidupan seks para wanita di negara ini. Akibat perpisahan berkepanjangan bagi pasangan karena lockdown, dan penutupan tempat hiburan publik yang lama yang tak jarang mengesampingkan hubungan.

Hingga akhirnya sebagian dari mereka memutuskan untuk menggunakan mainan seks dalam memenuhi kebutuhannya.

Baca Juga: Jasad Wanita yang Terbakar di Mobil dengan Keadaan Terikat Ternyata Kerabat Jokowi

Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya permintaan mainan seks di Tiongkok yang sudah menjadi pengekspor alat bantu kamar tidur terbesar di dunia.

Tetapi ini juga merupakan produk dari perubahan budaya yang lebih luas dalam sikap terhadap seks oleh demografi yang lebih muda dan berpikiran terbuka.

“Cukup banyak wanita… yang aktif secara seksual memiliki sikap yang sangat terbuka terhadap penggunaan mainan seks. Mereka melihatnya sangat alami dan normal,” kata Yi Heng, seorang blogger nasihat seks dan hubungan terkemuka.

Baca Juga: Barack Obama Beri Dukungan Untuk Biden: Saya Tahu Joe Dibandingkan yang Lain, Dia Akan Jadi Presiden

Yi, yang memiliki lebih dari 700.000 pengikut di platform Weibo mirip Twitter dan menjalankan grup diskusi tentang topik tersebut, percaya bahwa wanita Tionfkok sedang mengendalikan pasar saat ini.

China lebih sering dikaitkan dengan sikap publik konservatif terhadap seks pornografi dilarang dan pihak berwenang telah melakukan tindakan keras secara berkala terhadap konten online yang ‘vulgar’.

Presiden Xi Jinping telah mendorong dunia maya yang bersih dan adil, dan pemerintah Tiongkok telah berusaha untuk mempromosikan pernikahan dan nilai-nilai tradisional keluarga sebagai cara untuk menghidupkan kembali tingkat kelahiran yang menurun.

Baca Juga: Tanggapi Soal Kematian sang Heroik Rangga, Komnas PA: Apa yang Salah di Aceh?

Tetapi tingkat perceraian di Tiongkok mencapai rekor tertinggi lebih dari 3,1 juta dalam sembilan bulan pertama tahun 2019 sebuah tanda perubahan nilai-nilai sosial.

Ketika mereka semakin berdaya atas apa yang mereka inginkan di kamar tidur, wanita berusia 30-an dan lebih muda menjadi lebih nyaman dengan gagasan menggunakan mainan seks.

Penjualan mainan seks domestik Tongkok jauh tertinggal dari negara-negara Barat dan Jepang.

Baca Juga: Jasad Wanita yang Terbakar di Mobil dengan Keadaan Terikat Ternyata Kerabat Jokowi

Namun, didorong terutama oleh konsumen wanita dan milenial, pasar mainan seks yang baru lahir di negara itu bernilai lebih dari 100 miliar yuan (US $ 14,7 miliar), menurut perusahaan riset Tuiok iiMedia.

Kueri untuk kata kunci ‘mainan seks’ di mesin pencari Baidu melonjak antara Januari dan Juni, menurut Steffi Noel, seorang analis di firma riset pasar yang berbasis di Shanghai, Daxue Consulting.

Tetapi lonjakan permintaan domestik selama pandemi mungkin tidak menghasilkan pertumbuhan jangka panjang yang besar, katanya.

Baca Juga: Ajak Manusia Berkomunikasi dengan Alien, Demi Lovato: Bisa Cegah Kehancuran Bumi Akibat Ulah Sendiri

“Orang-orang yang membeli (mainan seks) selama pandemi terutama adalah pembeli pertama kali,” kata Noel, dan bagi 70 persen dari mereka kemungkinan besar akan menjadi pembelian satu kali.

Sementara permintaan dari luar negeri tak terpuaskan. China sekarang memproduksi 70 persen ekspor mainan seks global, kata Daxue Consulting dalam laporan Maret.

Lonjakan pesanan datang dari Prancis, Italia, dan AS, kata Noel, terutama untuk vibrator dan boneka seks.

Raksasa e-commerce China AliExpress menyampaikan pada paruh pertama tahun 2020, ekspor melonjak 50 persen dari tahun ke tahun, ketika pabrik berlomba untuk memenuhi permintaan di dunia yang terjebak di dalam negeri karena virus.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: SCMP

Tags

Terkini

Terpopuler