Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Kisah Perjuangan Haru Perempuan Tingkatkan Kualitas Hidup Bangsa

- 22 Desember 2020, 08:00 WIB
Makna dan Sejarah Hari Ibu 2020
Makna dan Sejarah Hari Ibu 2020 /Pexels

PR PANGANDARAN – Setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu, pemilihan tanggal ini dilatarbelakangi oleh kejadian masa lalu.

Pada tanggal 22 sampai 25 Desember 1928 bertempat di Yogyakarta, para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatera berkumpul untuk mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I.

Gedung Mandala Bhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta menjadi saksi sejarah berkumpulnya 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.

Baca Juga: Elly Sugigi Tak Dapat Restu Anak Menikahi Brondong ke-6: Mereka Udah Masa Bodo ke Saya

Hasil dari pertemuan tersebut terbentuklah Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Agenda utama Kongres Perempuan Indonesia I di antaranya yaitu mengenai persatuan perempuan nusantara, peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.

Pada Juli 1935 dibentuk Kongres Perempuan Indonesia II sekaligus BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf) untuk melawan perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang.

Baca Juga: Diserang Usai Jadikan Lesty Wanita Tercantik di Dunia, TB World: Kami Punya Metode yang Jelas!

Pada 1938 dibentuk Kongres Perempuan Indonesia III sekaligus ditetapkannya Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Puncak peringatan Hari Ibu yang paling meriah yaitu pada peringatan ke-25 tahun 1953, di mana 85 kota di Indonesia mulai dari Meulaboh sampai Ternate merayakan Hari Ibu secara meriah.

Secara resmi tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu setelah adanya keputusan Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959.

Baca Juga: Meski Gratis, 4 Daftar Orang Ini Tidak Boleh Diberi Vaksin karena Bahaya, Begini Kata Ahli

Peringatan Hari Ibu ini untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.

Hingga tercipta satu sejarah penting yaitu kaum perempuan untuk pertama kalinya diangkat menjadi Menteri, yaitu Maria Ulfah sebagai Menteri Sosial oleh Presiden Soekarno.

Pada peringatan Hari Ibu tahun 1950-an, dirayakan dengan mengadakan pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan.

Baca Juga: Mengejutkan, Puluhan Ribu Paket Bansos Covid-19 Terbengkalai Tiga Bulan di Gudang Pulogadung

Pada kongres di Bandung tahun 1952 ada usulan untuk membuat monumen dan pada tahun berikutnya dibangunlah Balai Srikandi.

Ketua Kongres pertama Ibu Sukanto melakukan peletakan batu pertama atas pembangunan monumen tersebut.

Hingga pada tahun 1956 Balai Srikandi diresmikan oleh menteri Maria Ulfah dan pada 1983 Presiden Soeharto meresmikan keseluruhan kompleks monumen Balai Srikandi menjadi Mandala Bhakti Wanitatama di Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta.

Baca Juga: PT Sritex Bantah Terlibat Pengadaan Tas Bansos dari Rekomendasi Gibran

Pada tahun 1973 Kowani berhasil menjadi anggota International Council of Women (ICW) yang berperan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x