Kritik Soal 'Jam Malam' Semasa PPKM, dr.Tirta: Corona Itu Gak Keluar di Malam Hari, Dasar Salah Kaprah!

- 28 Januari 2021, 11:15 WIB
Dokter Tirta.
Dokter Tirta. /instagram.com/@dr.tirta

PR PANGANDARAN – 'Jam Malam' merupakan salah satu program PPKM yang tengah diterapkan.

Salah satu peraturan dijalankan dengan membatasi kegiatan malam hari atau pemberlakuan jam malam guna mengontrol jam operasional tempat makan dengan tujuan menekan laju penyebaran Covid-19.

Akan tapi, relawan Covid-19 yang juga mrupakan seorang dokter, dr. Tirta Mandira Hudhi menyatakan ketidaksetujuannya tentang hal ini. Ia menyampaikan hal ini di berbagai kesempatan, termasuk di instagram pribadinya, @dr.tirta.

Baca Juga: Beredar Foto Rizky Febian Liburan Bareng Selebgram Seksi, Warganet Heboh dan Ramai Menolak

Ia mengatakan secara tegas bahwa peraturan ini membuat salah kaprah di kalangan masyarakat. Ia pun menambahkan kerumunan tidak berkurang melainkan hanya bergeser di siang atau sore harinya.

Ia pun mengatakan hal ini bisa membuat nakes kesulitan untuk mengedukasi masyarakat.

Ia mengatakan, “korona itu gak keluar di malam hari. Apa akibat penerapan jam malam, akibatnya banyak orang trutama di desa-desa menganggap korona keeluar malam hari, edukasinya jadi susah”.

Baca Juga: Di Jepang, Islam Menjadi Agama dengan Pertumbuhan dan Penyebaran Pesat hingga Tercepat

Dr. Tirta pun mengatakan bahwa ia paham mengenai target sasaran jam malam ini, yaitu orang-orang yang berkerumun di tempat hiburan malam.

Oleh karena itu, alih-alih membatasi kegiatan malam hari secara umum, ia menyearankan agar pemerintah berdiskusi langsung dengan pihak terkait, yaitu pemilik hiburan malam.

“Kalo mau nyasar orang nongrong di tempat hiburan, panggil aja ownernya, simpel. Skarang zaman zoom, manggil orang-orang gampangg loh. Dukasi aja, cari jalan tengah.”

Baca Juga: Di Jepang, Islam Menjadi Agama dengan Pertumbuhan dan Penyebaran Pesat hingga Tercepat

Selain karena Covid-19 tidak hanya muncul di malam hari, ia pun berempati dengan pemilik usaha kecil menengah terutama sektor makanan yang buka di malam hari. Ia mengatakan, “Kalo jam malam diterapkan banyak angkringan, restoran yang tedampak”.

Pria yang memiliki nama panggil Cipeng ini pun mengatakan bahwa apa yang harus diberi edukasi justru tiga sktor yang aktif di siang hari dan belum di sentuh, yaitu meliputi pusat transportasi, pasar, dan pemukiman warga.

Dalam kesempatan lain baru-baru ini, PPKM dirasa tidak efektif karena tidak menyasar tempat-tempat tersebut. Hal ini akan membuat vaksinasi tidak maksimal karena penularan tetap terjadi.

Baca Juga: Di Jepang, Islam Menjadi Agama dengan Pertumbuhan dan Penyebaran Pesat hingga Tercepat

“Kerumunan itu berpusat di tiga tempat, satu tempat transportasi, dua bandara, terminal dan stasiun. Kedua pasar, ketiga perumahan dan perkampungan. Tiga ini gak pernah disentuh. Buat apa vaksinasi apabila PPKM tidak maksimal.”

Dalam captionnya, ia mngalamatkan langsung kritikannya untuk pemrintah atau satgas Covid-19. Ia menulis bahwa hal ini mrupakan kritikan agar merka tidak mengluarkan kebijakan instan tanapa memikirkan dampak lain.

“Semoga bisa dipahami ya @lawancovid19_id . Buat kebijakan jangan dengan sebuah keputusan instan yg penerapane angel (penerapannya susah),” ujarnya.

Baca Juga: Taqwa Zahir, Remaja Palestina Berhasil Hafalkan Alquran Kurang dari 6 Bulan saat Lockdown Covid-19

Ia pun menambahkan, “Coba dipahami kritikan ini. Cuma pesen. Itu aja. Corona ga keluar malem doank mas mbak bapak ibu. Aku cari makan angkringan susah. Banyak dokter, security jaga malam jadi susah cari makan. Dipikir se le gwe (coba pikir kalau membuat) kebijakan”.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Instagram @bpptkg


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x