PR PANGANDARAN - Terkait akhir pandemi Covid-19, pendiri Microsoft Bill Gates memprediksi pandemi Covid-19 di tahun 2021 akan cepat terkendali.
Hal itu lantaran imbas dari keberadaan vaksin yang dikembangkan sejumlah perusahaan.
“Meskipun masih perlu ada beberapa pembatasan, misalnya pada pertemuan publik yang besar, jumlah kasus dan kematian akan mulai turun banyak, setidaknya di negara-negara kaya, dan kehidupan akan lebih mendekati normal daripada sekarang," ujarnya.
Baca Juga: Siapa Sangka! Nindy Ayunda jadi Korban KDRT Sejak 2020, Ceraikan Suami Bukan karena Narkoba
Lebih lanjut, Gates mengatakan pengembangan vaksin Covid-19 sangat cepat.
Menurut dia, dalam keadaan normal pembuatan vaksin bisa memakan waktu hingga 10 tahun. Kali ini, beberapa vaksin Covid-19 dibuat dalam waktu kurang dari setahun.
Sehingga, Gates memprediksi vaksin Covid-19 kemungkinan akan mulai berdampak global pada musim semi 2021.
Di tengah kondisi tersebut, penggunaan masker, pembatasan sosial dan intervensi khusus tetap menjadi prioritas.
Selain itu, Gates menjelaskan, ada dua vaksin yang sudah mendapat persetujuan penggunaan darurat dari otoritas kesehatan Amerika Serikat, yakni vaksin buatan Moderna dan Pfizer-BioNTech.
Kedua vaksin tersebut juga diketahui diizinkan untuk digunakan di Inggris dan sejumlah negara.
Baca Juga: Cek Fakta: Pekerja Tahun 2000 hingga 2021 Dapat Rp3,5 Juta dari BPJS Kesehatan, Simak Kebenarannya
"Keberhasilan dua vaksin pertama juga menjadi pertanda baik bagi banyak kandidat lainnya,” katanya.
Dalam blog pribadinya, Gates juga mengemukakan 10 miliar dosis vaksin secara global.
Angka tersebut merupakan asumsi bahwa 70 persen populasi global harus divaksinasi untuk menghentikan penularan penyakit.
Baca Juga: Imbas Pandemi, Warga Thailand Memulihkan Kekayaan dengan Pemakaman Palsu
Menurutnya, 10 miliar dosis vaksin merupakan tantangan, namun bukan tidak mungkin. Dia mengatakan perusahaan vaksin di seluruh dunia biasanya memproduksi total kurang dari 6 miliar dosis setahun, termasuk vaksin lainnya.
Jadi, untuk memproduksi semua vaksin Covid-19 yang dibutuhkan tanpa mengurangi apa pun, kapasitas produksi harus setidaknya hampir dua kali lipat dan mungkin hampir tiga kali lipat.
“Sulit untuk melebih-lebihkan betapa tidak biasa perjanjian sumber kedua ini,” kata Gates.
Baca Juga: Diramal Mati, Mbak You Akui Sudah Tahu Kapan Waktu Kematiannya: Saya Disalatkan Jenazah karena Sakit
Di sisi lain, Gates menekankan bahwa tidak ada perusahaan biotek atau farmasi yang memiliki solusi untuk pandemi.
Namun, dia mengingatkan, ada banyak cara untuk mengatasi pandemi tersebut.
Misalnya, obat deksametason mampu menurunkan angka kematian hingga 30 persen pada kasus yang parah.
Baca Juga: 'Tampar Keras' Deddy Corbuzier, Aldi Taher: Viralkan Masjid Rusak, Bukan Bacotan Mbak You!
Dexamethasone telah menjadi standar perawatan dalam kasus tersebut dan menjadi pertanda baik untuk masa depan.
Selain itu, Gates mengatakan semua pihak perlu berinvestasi dalam pengujian yang lebih baik dan sistem yang lebih efisien sehingga orang dapat bertindak cepat untuk melindungi orang yang mereka cintai dan komunitasnya dari Covid-19.
Dalam kesempatan yang sama, Gates juga menyampaikan keprihatinannya terhadap negara berpenghasilan rendah. Ia mengaku masih bingung mengapa negara-negara miskin seperti Afrika memiliki kasus dan angka kematian yang jauh lebih rendah daripada di AS atau Eropa dan setara dengan Selandia Baru.
Selama ini, dia hanya menebak-nebak karena pemuda di Afrika itu sangat tinggi. Kaum muda diketahui tidak terlalu rentan terhadap Covid-19.
Alasan lain bisa jadi karena orang-orang di sana menghabiskan banyak waktu di luar, di mana lebih sulit untuk menyebarkan virus.
"Mungkin juga, meskipun saya berharap ini tidak terjadi, angka sebenarnya lebih tinggi dari yang mereka lihat karena kesenjangan dalam sistem perawatan kesehatan negara-negara miskin membuat sulit untuk memantau penyakit secara akurat,” jelas Gates.***
Artikel Rekomendasi