Kupas Kontroversi Daendels, Benarkah Jalan Anyer-Panarukan Dibangun dengan Kerja Paksa?

- 10 Februari 2021, 09:15 WIB
Kontroversi Daendles soal pembangunan jalan Anyer-Panarukan.*
Kontroversi Daendles soal pembangunan jalan Anyer-Panarukan.* /Tangkapan layar Instagram

PR PANGANDARAN – Unggahan tentang Daendels menjadi trending topic di Twitter karena mengulas tentang kebenaran yang berseberangan dengan yang tertuang dalam sejarah Indonesia yang bertahun-tahun diajarkan di sekolah, yakni kerja paksa pembangunan Jalan Anyer-Panarukan.

Bermula dari unggahan salah satu pemilik akun Twitter tentang kontroversi Daendels itu, tulisannya pun kemudian viral hingga saat ini. Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari akun Twitter @ mazzini_gsp, dia menyatakan bahwa pembangunan Anyer-Panarukan dibayarkan.

“Betul, bikin Jalan Anyer-Panarukan itu yang kerja dibayar. Daendels kasih duit 30 ribu ringgit lebih untuk gaji dan konsumsi yg kerja juga mandor, udah dikasih ke Bupati, nah dari Bupati ke pekerja ini gak nyampe duitnya. Akhirnya kita taunya itu kerjaan gak dibayar (kerja paksa),” tulis @mazzini_gsp.

Baca Juga: 'Kiamat Akan Terjadi 268 Tahun Lagi', Dua Intelektual Muslim Memprediksi Berdasarkan Kode Alquran?

Hal ini tentu berseberangan dengan sejarah yang pernah diajarkan di sekolah. Sebab, bukan kerja paksa namanya apabila itu dibayarkan.

Lantas, apakah benar pembangunan Jalan Anyer-Panarukan itu bukan kerja paksa seperti yang telah diajarkan dalam sejarah Indonesia?

Berdasarkan rekamanan sejarah Indonesia yang dikemukakan Pramoedya Ananta toer, beliau membenarkan adanya pembangunan Jalan Raya Pos, Jalan Daendels, Anyer-Panarukan, sekitar 1.000 kilometer dalam waktu satu tahun.

Pada saat itu, pembangunan diperintahkan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811).

Baca Juga: Cerita Lucu Raffi Ahmad Ngajak Mabuk ke Petugas BNN saat Terciduk Narkoba

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Narasi TV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah