Network
PR PANGANDARAN - Akhir-akhir ini Indonesia sering dilanda bencana alam seperti banjir, sehingga Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi mengingatkan soal kebijakan untuk mengurangi resiko bencana alam.
Jokowi mengatakan, kebijakan penanganan bencana alam harus terintegrasi dari hulu hingga hilir. Ia berpesan agar tidak ada ego sektoral atau ego daerah.
"Tidak boleh ada ego sektoral, tidak boleh ada ego daerah. Semuanya terintegrasi, benar-benar terintegrasi. Semuanya saling mengisi, semuanya saling menutup," ucap Jokowi terkait penanganan bencana alam, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari YoouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 3 Maret 2021.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menegaskan, semua harus peduli dan jangan menganggap hal itu bukan urusannya.
Baca Juga: Miris! Pemulung Temukan Bayi Tak Berdosa yang Sengaja Dibuang di Tumpukan Sampah
"Tidak boleh ada yang merasa kalau ini bukan tugasnya, bukan tugas saya, bukan urusan saya. Hati-hati ini bencana, berbeda dengan hal-hal yang normal," ungkap Jokowi.
Jokowi juga mengatakan stakeholder terkait harus memastikan sistem peringatan dini bencana berfungsi dengan baik dan akurat.
Diketahui, Indonesia termasuk di urutan tertinggi negara paling rawan bencana.
"Saya ingin mengingatkan kita semua, bahwa Indonesia adalah negara yang rawan terhadap bencana, masuk 35 paling rawan resiko bencana," tutur Jokowi.
Untuk pencegahan, kata Jokowi, sistem peringatan dini harus akurat dan respons yang cepat.
"Sistem peringatan dini harus berfungsi dengan baik, dicek terus. Bekerja dengan cepat dan bisa bekerja dengan akurat. Dan kecepatan respons yang harus terus ditingkatkan," ujar Jokowi.
Jokowi menyampaikan, peringatan dini yang cepat dapat menjadi kunci untuk meminimalisir jumlah korban jiwa akibat bencana alam.
"Sekali lagi kecepatan adalah kunci menyelamatkan dan mengurangi jatuhnya korban. Sangat penting sekali," pungkasnya.***
Artikel Rekomendasi