PR PANGANDARAN - Indonesia saat ini sedang berjibaku dengan kasus Covid-19 varian Delta yang kian meningkat hingga tiap hari selalu berakhir dengan memperbarui rekor tertinggi.
Dengan kasus Covid-19 yang makin meningkat, fasilitas kesehatan di Indonesia pun mulai kewalahan menampung pasien Covid-19 yang tak henti-hentinya datang.
Pada akhirnya pemerintah memilih mengeluarkan saran bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan diharapkan mampu melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah atau di tempat yang sudah disediakan pemerintah daerah.
Hanya saja, tim LaporCovid-19 mengungkap 547 kasus kematian akibat Covid-19 ternyata berasal dari pasien Covid-19 yang melakukan isoman di rumah.
Baca Juga: Sebut Jakarta dan Bali Akan Herd Immunity Agustus, Jokowi Minta Vaksinasi Fokus ke 3 Provinsi Ini
Atas sebab itu, Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban ikut buka suara menjelaskan alasan banyak pasien Covid-19 yang isoman justru berakhir meninggal dunia.
“Ada pertanyaan beberapa jurnalis: Kenapa pasien Covid-19 yang isoman itu banyak yang meninggal?,” kata Zubairi Djoerban, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Jumat, 15 Juli 2021.
Dalam hal ini, Prof Zubairi Djoerban menuturkan alasan yang mengakibatkan banyaknya pasien Covid-19 meninggal saat isoman itu lantaran banyak yang memiliki gejala berat namun ternyata tidak bisa dirawat intensif di rumah sakit.
“Jawaban saya clear. Karena banyak pasien dengan keluhan berat tidak bisa masuk ke rumah sakit. Artinya, tidak 100 persen pasien Covid-19 itu sebenarnya boleh isoman begitu saja,” kata Zubairi Djoerban.
Baca Juga: Denny Darko Sebut Ramalan Roy Kiyoshi Soal Waktu Kematiannya akan Meleset dan Ungkap Prediksinya
Artikel Rekomendasi