Mengenal Christiaan Eijkman, Peraih Nobel yang Namanya di Abadikan Untuk Lembaga Penelitian

- 3 Januari 2022, 07:26 WIB
Profil Christiaan Eijkmaan.
Profil Christiaan Eijkmaan. /instagram.com/eijkmaninstitute/
PANGANDARAN TALK- Christiaan Eijkman lahir  11 agustus 1858 di Belanda. Memiliki ayah yang berprofesi sebagai kepala sekolah, Christiaan Eijkmaan merupakan anak ke tujuh yang memiliki ketertarikan pada ilmu pengetahuan.
 
Ia menjadi mahasiswa di Universitas Amsterdam jurusan Pendidikan Medis Militer. 
Pada 13 juli 1883, Eijkman meraih gelar doktor dengan pujian.
 
Di tahun yang sama karirnya dimulai dengan pindah dari Belanda ke Semarang, dulu bernama Tjilatjap.
 
Berselang 2 tahun berkarir di Semarang, Eijkman terkena malaria dan harus kembali ke Eropa untuk pemulihan kesehatannya.
 
Momen tersebut digunakan oleh Eijkman untuk mengejar jam terbang dengan bekerja di berbagai laboratorium di bidang baktereologi.
 
Pengalaman yang dimilikinya membuatnya ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk melakukan investigasi penyakit beri-beri.
 
Laboratorium yang diberikan untuk penelitian penyakit beri-beri di Batavia kemudian diajukan sebagai tempat permanen baginya untuk melakukan penelitian lanjutan dibidang teknologi kesehatan.
 
Tahun 1888 hingga 1896 merupakan masa emas bagi penelitian-penelitan Eijkman.
 
Penelitian terbesarnya merupakan penemuan yang berasal dari penelitian penyebab beri-beri hingga kaitannya dengan konsep antineuritic vitamin bersama kawannya Hopkins dan berhasil memenangkan hadiah nobel pada tahun 1929.
 
 
Dedikasi Eijkman pada bidang kedokteran pada masa Hindia Belanda menjadikan namanya diabadikan sebagai sebuah lembaga penelitian dibidang biologi molekuler kesehatan dan obat-obatan bagi Indonesia dan dunia.
 
Secara resmi nama Eijkman digunakan pada momen perayaan 50th keberadaan laboraturium yang berpengaruh dibidang kesehatan tropis di dunia ini.***

Editor: Fikri Mahendra


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x