Pasca Bom Bali New Normal RI Berhasil Dilakukan, Pakar: Tak Perlu Kaget hingga Vaksin Ditemukan

- 30 Mei 2020, 15:30 WIB
Ilustrasi bom nuklir.*
Ilustrasi bom nuklir.* /NEWS.COM.AU/

PIKIRAN RAKYAT - Skenario New Normal tengah gencar dicanangkan pemerintah guna mengembalikan roda perekonomian yang sempat anjlok akibat Covid-19.

Tidak dipungkiri, wacana ini sempat membuat masyarakat kaget dan ramai memberikan respon.

Beberapa ada yang ikut mempersiapkan diri, sedangkan sisannya masih dirundung kekhawatiran.

Baca Juga: Sibuk Garap Miniseri 'Sementara, Selamanya', Reza: Di Era Baru Saya Harap Bioskop Dibuka Kembali

Hal ini lantaran kasus infeksi di Indonesia masih terus meningkat setiap harinya, bahkan dengan angka yang cukup fantastis.

Pada Jumat, 29 Mei 2020 kemarin, angka kenaikan infeksi Covid-19 di Indonesia mencapai 678 dalam sehari.

Meski banyak dipertentangkan karena terlalu cepat diterapkan.

Baca Juga: Ngaku Sempat Nikah Siri, Kini Sirajudin Akan Pinang Zaskia Gotik Secara Legal pada 1 Juni 2020

Salah seorang pakar kebijakan menyebut masyarakat Indonesia tak perlu terkejut dengan hal ini.

Direktur Eksekutif INSTRAT (Indonesia Strategic Institute), Jalu Priambodo mengatakan bahwa langkah serupa sebenarnya sudah pernah dilakukan.

Dilaporkan Pikiran-Rakyat.com pada Kamis 28 Mei 2020 via aplikasi perpesanan WhatsApp, cara ini diterapkan pasca insiden terorisme di Bali.

Baca Juga: Miris, Ratusan Tenaga Medis di Jawa Timur Positif Covid-19, Kasus Dokter dan Perawat Terbanyak

"Kita pernah menghadapi New Normal pasca tragedi Bom Bali dan 9/11, ketika standar keamanan tidak lagi sama," ungkap Jalu.

Hal yang cukup kentara saat itu ialah keberadaan sistem pengamanan yang ketat di berbagai ruang publik dan tempat-tempat komersial.

"Setiap hotel, pertokoan dan perkantoran memasang alat keamanan, x ray, bahkan anjing penjaga," jelasnya.

Baca Juga: Adik Positif Covid-19, Via Vallen Geram Lihat Warga Ramai-ramai Jauhi dan Kecam Keluarganya

"Sudah lama kasus terorisme terakhir berlalu tapi standar ini tetap bertahanan. Kurang lebih demikian juga yang akan terjadi pasca Covid-19," sambungnya.

Dibandingkan dengan ancaman terorisme, Jalu menganggap virus corona ini jauh lebih sulit diatasi karena tak mudah terdeteksi.

"Jika untuk mencari teroris saja standar keamanan yang diterapkan tinggi, apalagi jika yang dicari saat ini adalah pembawa wabah yang nyaris tidak dapat dideteksi," tutur Jalu.

Baca Juga: New Normal RI Segera Diluncurkan, Muhammadiyah: Jangan Gegabah, Kami Tak Setuju Rumah Ibadah Dibuka

"Bahkan, Jubir Gugus Tugas COVID-19 sendiri tanggal 7 April 2020 mengatakan bahwa 70% carrier ini tidak menunjukkan gejala (OTG)," ujarnya.

Kendati demikian, ia meminta pemerintah untuk tidak menghilangkan PSBB di zona-zona merah. Jika semuanya dihapus, bisa memperparah situasi.

"Penetapan PSBB seharusnya masih tetap ada sesuai dengan parameter yang berlaku, misal tingkat penyebaran dan jumlah kasus baru," ucap Jalu.

Baca Juga: Kasus Kesehatan Unik Terkuak, Bayi Perempuan Mungil Terlahir 'Bermulut Dua' dengan Fungsi Berbeda

"Jika daerah sudah memenuhi parameter tersebut barulah PSBB di daerah bisa diangkat. Setelah PSBB diangkat, tidak ada lagi kondisi seperti dulu lagi, semua standar harus berubah. Inilah yang disebut 'New Normal'," jelasnya.

Penerapan norma-norma dan kebiasaan baru mau tidak mau wajib dijalani seluruh penduduk Indonesia demi mencegah penyebaran infeksi yang lebih luas.

"Apakah ada opsi selain 'New Normal'? Tidak ada, paling tidak sampai vaksin ditemukan," tegasnya.

Baca Juga: Kasus Kesehatan Unik Terkuak, Bayi Perempuan Mungil Terlahir 'Bermulut Dua' dengan Fungsi Berbeda

"Vaksin diprediksi akan hadir di tahun 2022. Jadi memang masyarakat harus disiapkan menghadapi situasi ini dalam jangka panjang tanpa kehabisan nafas," tukas Jalu.*** (Mabub Ridhoo Maulana)

Artikel ini pernah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul Tak Perlu Kaget, Pakar Sebut Indonesia Pernah Terapkan New Normal Pasca Bom Bali

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x