Bersama rombongan, Ganjar bahkan harus bertaruh nyawa. Ia berjalan di tepi jurang selama kurang lebih 45 menit. Jalan setapak yang dibuat dari semen itu meliuk-liuk di bawah jurang dengan kedalaman sekitar 150 meter.
Masih dengan nafas tidak beraturan Ganjar menyapa Mbah Padmo. "Kulo mriki sepindah silaturahmi mbah (saya ke sini untuk silaturahmi). Kalih niki mbeto daging kurban kanggo warga (sama ini membawa daging kurban untuk warga," terang Ganjar.
Baca Juga: Rizky Billar Ungkap Pendapat Positif sang Ibu Tentang Kedekatan dan Kepribadian Lesty Kejora
Ganjar memang memperingati hari Hari raya Iduladha tahun ini dengan berbeda. Jika biasanya ia berkurban dengan mengirim sapi ke masjid-masjid, kali ini Ganjar rela mengunjungi desa terpencil di Klaten itu untuk membagikan daging kurban.
Di desa itu hanya dihuni 12 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 37. Ganjar pun langsung memberikan daging kurban dan sembako kepada warga.
"Biasanya saya tiap tahun memang mencari desa yang jarang dikunjungi, apalagi mendapatkan bantuan hewan kurban. Maka saya ke sini untuk membantu membagi daging kurban dan sembako agar masyarakat disini bisa menikmati," kata Ganjar.
Artikel ini telah tayang di Galamedia dengan judul ‘Ganjar Pranowo Bertaruh Nyawa, Berjalan di Tepi Jurang Demi Menyebar Daging Kurban’
Baca Juga: Pesawat Pengangkut 100 Karung Beras Bansos Alami Kecelekaan, Nol Korban
Ia pun berharap masyarakat tetap hidup rukun dan menjaga kesehatan. Apabila ada hal yang mendesak, warga diminta untuk tidak segan meminta bantuan pada pemerintah.
"Masyarakat di sini sudah biasa hidup menyatu dengan alam. Tapi pemerintah tidak tinggal diam, maka kami telah memberikan bantuan untuk renovasi rumah warga dan akan saya usahakan pembangunan jembatan," imbuhnya.
Artikel Rekomendasi