Ganjar Pranowo Rela Berjalan di Tepi Jurang Demi Menyebar Daging Kurban

- 1 Agustus 2020, 20:36 WIB
Mengirim daging kurban ke Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo, Klaten, Jawa Tengah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo harus menempuh jalan meliuk liuk berjurang, Sabtu, 1 Agustus 2020. (dok. Humas Pemprov Jateng)
Mengirim daging kurban ke Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo, Klaten, Jawa Tengah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo harus menempuh jalan meliuk liuk berjurang, Sabtu, 1 Agustus 2020. (dok. Humas Pemprov Jateng) /

PR PANGANDARAN - Seorang Warga Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo Klaten Padmo Sudarmo (70) merasa sangat bahagia saat perayaan Iduladha ini.

Pasalnya ia tak menyangka rumahnya didatangi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Sabtu, 1 Agustus 2020.

Rasa kaget bdan haru bercampur aduk. Pasalnya, baru kali ini seorang gubernur datang ke daerah itu. Istimewanya, momen itu terjadi di perayaan Hari Raya Iduladha, dan gubernur membawa daging kurban serta bantuan sembako.

Baca Juga: Gaji ke-13 CAIR! Tunggu Pekan Kedua Agustus Setelah Jokowi Selesai Tanda Tangan Naskah PP

"Bahagia sanget, maturnuwun sanget kalih pak Ganjar Pranowo mpun dugi mriki (kami berterimakasih sekali pak Ganjar Pranowo datang ke sini). Awit mbah buyut sampe saiki (sejak kekek buyut sampai sekarang), tembe sepindah niki diparani gubernur (baru sekali ini didatangi gubernur)," kata Mbah Padmo.

Padmo dan warga dusun merasa diperlakukan istimewa karena gubernur beserta rombongan harus menempuh perjalanan yang sulit. Lokasi desa itu ada di wilayah terpencil, di perbukitan dan dikepung jurang yang dalam. Hanya ada satu akses jalan menuju menuju ke sana.

Dilaporkan wartawan PR, Eviyanti, jalan meliuk menjadi akses satu-satunya menuju desa itu. Sebenarnya, warga juga membuat gondola kecil yang menghubungkan antara dua desa. Namun gondola itu hanya untuk mengangkut barang.

Baca Juga: Video Detik-detik Pelakor Ditelanjangi sang Istri Viral, Ternyata Pegawai BUMN bersama Anggota DPRD

Ganjar dan rombongan, memang penuh perjuangan untuk bisa tiba di desa itu. Begitu menginjakkan kaki di rumah Mbah Padmo, napasnya pun ngos-ngosan. Bagaimana tidak, untuk sampai di lokasi itu, ia harus jalan kaki naik turun gunung.

Halaman:

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x