Dikebumikan Kemarin, Ternyata Jakob Oetama Pernah Tuai Kritik karena Tak Tegas Saat Era Soeharto

- 11 September 2020, 09:24 WIB
Jakob Oetama
Jakob Oetama /Antara/

PR PANGANDARAN – Jakob Oetama, pendiri grup Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas mengembuskan napas terakhirnya Rabu, 9 September 2020, tepat 18 hari sebelum perayaan ulang tahunnya yang ke-89 pada 27 September mendatang.

Jenazahnya dikebumikan kemarin, Kamis pagi pukul 10.36 WIB di Taman Makan Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata.

Sebelum meninggal, Jakob sempat dirawat di Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta dan kritis karena gangguan multiorgan. Meski tercatat berhasil menahkodai Kompas, selama berkarir di bidang jurnalistik, Jakob Oetama tak lepas dari kritik.

Baca Juga: 'Auto Rehab', Reza Artamevia Panen Cibiran, Netizen: RIP Hukum Indonesia! Kalau Kere Dikandangin

Pada dekade 70an, beberapa kawan sejawat tak segan-segan melemparkan kritik padanya.

Misalnya saja kritikan dari wartawan Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar. Keduanya mengkritik Jakob Oetama sebagai wartawan yang tidak tegas terhadap pemerintahan Suharto.

Dalam buku Lima Puluh Tahun Kompas, Manajemen Krisis, dan Kemampuan Adaptasi (2015), David T. Hill, seorang pakar kajian media dari Murdoch University mengungkapkan bahwa Mochtar Lubis menjuluki Jakob Oetama sebagai wartawan dengan pendekatan Jawa yang tidak produktif.

Baca Juga: Ulas Balik Karier Pasha Sebelum Berkiprah di Politik, Berikut Deretan Lagu Ungu Hits Tahun 2000-an

“Pendekatan tersebut dianggapnya tidak produktif karena pihak yang dikritik tidak dapat merasakan sindiran-sindiran yang halus,” tulis David T. Hill.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x