Santer Isu Gempa dan Tsunami 20 Meter di Pulau Jawa, BMKG Imbau Masyarakat untuk Tidak Panik

- 27 September 2020, 21:05 WIB
Daryono, Kabid Mitigasi Gempa Bumi  dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Daryono, Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) /Montase Jakbarnews.com/

Namun, dalam hal ini Daryono menyebut warga kurang tepat dalam memahami, sehingga menanggapinya sebagai potensi bencana yang akan terjadi dalam waktu dekat.

“Ini masalah sains komunikasi yang masih terus saja terjadi, karena hingga saat ini masih ada gap atau jurang pemisah antara kalangan para ahli dengan konsep ilmiahnya dan masyarakat yang memiliki latar belakang dan tingkat pengetahuan yang sangat beragam,” ungkapnya.

Baca Juga: Banyak Masalah Ekonomi Terekspos ke Publik, Sri Mulyani: Nagih Utang Beda dengan Mengelola Utang

“Kasus semacam ini tampaknya masih akan terus berulang, dan pastinya harus diperbaiki dan akhiri,” lanjut Daryono.

Daryono menyebut, kepanikan yang saat ini dirasakan masyarakat luas sering berulang terjadi setelah tsunami Aceh melanda pada tahun 2004.

Lebih lanjut Daryono mengatakan bahwa setiap kali para ahli menyampaikan informasi terkait potensi bencana, dan media terkadang tidak utuh dalam menyajikan berita, sehingga menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Gelar Blusukan Online, Gibran Pakai Virtual Box Keliling Kampung Serap Aspirasi Warga

“Masyarakat juga jangan mudah terpancing dengan judul berita dari media yang dengan bombastis memberitakan potensi bencana,” katanya.

Daryono menjelaskan bahwa zona gempa megathrust merupakan sebuah istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.

Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust disebut sebagai gempa megathrust yang merupakan gempa dengan kekuatan tidak terlalu besar.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x