Sebut RS Sembarang Vonis Meninggal Gegara Covid, Moeldoko Diserang Dokter: Kerja Keras Kami Runtuh!

- 4 Oktober 2020, 17:35 WIB
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko. /Instagram/@dr_moeldoko

PR PANGANDARAN - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko diprotes oleh banyak dokter karena pernyataannya yang kontroversial.

Dia mengatakan jika rumah sakit tidak seharusnya sembarangan memvonis semua pasien yang meninggal disebabkan oleh Covid-19.

Apalagi jika hasil tes belum keluar sehingga belum diketahui apa penyebab kematian pasien tersebut.

Baca Juga: Minta RS Tak Sembarang Vonis Pasien Meninggal Gegara Corona, Moeldoko: Kecelakaan Disebut Covid-19

Akibat dari pernyataan Moeldoko ini, banyak dokter yang melayangkan protes khususnya melalui media sosial.

“Tudingan bahwa RS meng-covid-kan pasien untuk mendapatkan anggaran ini berbahaya, apalagi diucapkan oleh pejabat negara,” ucap akun @berlianidris seorang dokter spesialis jantung.

Dia menjelaskan bahwa selama Covid-19, banyak dokter yang dipandang negatif oleh masyarakat apalagi setelah ada pernyataan ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Keluarga yang Miliki BPJS akan Dapat BLT Sebesar Rp 4 Juta per Orang? Ini Penjelasannya

“Saya sendiri pernah diserang secara verbal, dituduh meng-covid-covidkan pasien,” ujarnya masih melalui unggahannya di Twitter.

Tonang Dwi Ardyanto, akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, mengatakan jika pernyataan tersebut akan membuat kepercayaan masyarakat terhadap tenaga medis menjadi hilang.

“Kerja keras membangun trust, runtuh sekejap. Sadarkah Pak?” ucap akun @tonangardyanto.

Baca Juga: BTS Ciptakan Pulau Imajiner untuk ARMY: Jimin Buka Toko Kosmetik dan Bunga, V Bangun Kastil Rahasia

“Sudah enggak becus terus kambing hitamkan sana-sini. Pakai bilang keterangan dokter soal pasien Covid-19 di RS harus diverifikasi dulu,” ucap drh. Nur Purba P.

"Meng-covid-kan pasien? Apa untungnya? Bagaimana caranya? Ckckck" kata dr. Andi Khoemini Takdir melalui akun Twitter @dr_koko28.

Protes terhadap pernyataan Moeldoko dan Ganjar tersebut tidak hanya disampaikan melalui media sosial, tapi juga secara langsung.

Baca Juga: Trio Trending Ini Nekat Nyapres 2024, Aldi Taher Ogah Bareng Raffi Ahmad, Giring Idolakan Jokowi

“Dokter tidak akan menulis diagnosis Covid-19 kalau tidak ada bukti, buat apa dokter meng-covid-kan pasien?” ujar dr. Erlina Burhan, spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan.

Menurutnya, saat ini masih banyak masyarakat yang tidak paham dengan gejala yang diderita pasien Covid-19.

Mereka hanya tahu jika Covid-19 bisa menyerang sistem pernafasan, padahal virus ini bisa menyerang organ tubuh lain seperti saluran pencernaan, organ jantung, pembuluh darah, pankreas, bahkan otak.

Baca Juga: Tinggalkan Paris Saint-Germain Usai Cetak 200 Gol, Cavani Gabung 'Setan Merah', Saha: Dia Inspirasi!

“Kadang-kadang pasien datang dengan gejala stroke dan positif Covid-19, lalu keluarga marah-marah ke dokter karena merasa yang dialaminya gejala stroke, padahal infeksi Covid-19 juga,” tuturnya

Dokter Tirta juga ikut memberikan respon melalui akun @dr.tirta, dia menyinggung soal pilkada yang H-3 bulan lagi dan biaya tanggungan pasien Covid-19.

“H-3 bulan pilkada nih gaes. Masih ingat usul saya di Instagram TV dan podcast soal audit kematian? Soalnya kan dari info, kalau positif Covid semua biaya ditanggung pemerintah,” ujarnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Terapis India Temukan Alat Uap Lawan Covid-19 dalam Tubuh saat Dihirup? Ini Kata WHO!

“Berarti ada masalah soal ‘data’ nih intinya, dan setau ane: nakes cuma pelaksana mengobati dan edukasi pasien. Soal data bukan urusan nakes, melainkan rs dan dinkes dan labkesda. Ane Cuma share ya. Jangan baperan sekali lagi,” lanjutnya.

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), yang menaungi semua RS di Indonesia juga menanggapi pernyataan Moeldoko.

"Mohon maaf, kami sudah lelah. Jika ada bukti dan terbukti, silakan oknum rumah sakit diberi sanksi saja. Mohon jangan sakiti tenaga kesehatan dan RS yang sudah melayani pasien dengan segala risiko," ucap Ketua Kompartemen Public Relations dan Marketing PERSI, Anjari Umarjiyanto, melalui akun Twitter @anjarisme.

Baca Juga: Cek Fakta: Terapis India Temukan Alat Uap Lawan Covid-19 dalam Tubuh saat Dihirup? Ini Kata WHO!

Dia menambahkan jika apa yang dilakukan oleh rumah sakit adalah penerapan protokol kesehatan penanganan terhadap pasien Covid-19 yang meninggal sehingga pernyataan dari Moeldoko itu adalah sebuah kekeliruan.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Instagram @bpptkg Warta Ekonomi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x