PR PANGANDARAN - Polemik tayangan video acara Mata Najwa yang mewawancarai kursi kosong masih terus bergulir.
Tak lepas dari pendapat yang pro dan kontra, video itu pun ditanggapi oleh banyak pihak dari masyarakat hingga para elite politik.
Sebagian orang setuju dengan apa yang dilakukan Najwa Shihab selaku pemilik acara yang mewakili suara rakyat akan transparansi informasi yang ditunggu dari Menteri Kesehatan Terawan terkait penanganan pandemi Covid-19.
Baca Juga: K-Popers hingga Gamers Among Us Ramai Jegal Omnibus Law UU Cipta Kerja: Ayo Temukan Impostor!
Namun berbeda dengan jajak pendapat elite PKPI Tedi Gusnaid.
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Warta Ekonomi pada 6 Oktober 2020, ia menyatakan pembelaannya terhadap Terawan yang telah dipermalukan di acara Mata Najwa.
Menurutnya kehadiran Terawan bukanlah suatu kewajiban yang harus dilakukan.
"Apakah sebuah kewajiban harus datang ke @MataNajwa sehingga jika tidak datang bisa dipermalukan seperti ini? Ini yang pernah saya katakan bahwa najwa jangan terlena pujian, karena dia dipuji bukan sebagai pribadinya tapi karena pekerjaan yg memperbolehkan mengorek narasumber,” cuitnya dalam akun Twitter.
Baca Juga: Respek Anggota Satgas TMMD di Tengah Duka Warga Kalinusu Brebes
Ia pun menjelaskan menghilangnya MenKes bukan tanpa alasan, ketidakhadirannya Terawan di Mata Nazwa bukan bukti bahwa Terawan takut pada media.
Artikel Rekomendasi