PR PANGANDARAN - BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) mengumumkan kondisi Gunung merapi terkini. Dalam unggahannya di Twitter pihaknya menyebutkan terdapat peningkatan status aktivitas Gunung Merapi dari level siaga menjadi waspada.
Unggahan pada 5 November 2020 itu juga menyebutkan data pemantauan dari hasil evaluasi aktivitas vulkanik kini berlanjut ke erupsi.
"Berdasarkan evaluasi data pemantauan, disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk," tulis siaran pers BPPTKG yang dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com.
SIARAN PERS Peningkatan Status Aktivitas Gunung Merapi dari "Waspada (Level II) ke Siaga (Level III)"
Berdasarkan evaluasi data pemantauan, disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk. pic.twitter.com/5Vt15gatzl— BPPTKG (@BPPTKG) November 5, 2020
Baca Juga: Periksa 2 Saksi, Polisi Dalami Kasus Gratifikasi Mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin
Lebih lanjut BPPTKG juga menyampaikan beberapa daerah yang akan terdapak bahaya erupsi tersebut diantaranya, Provinsi DIY yakni dan Provinsi Jawa Tengah.
Potensi bahaya letusan Gunung Merapi diperkirakan terjadi di 12 desa dan 30 dusun yang berada di empat kabupaten yaitu Sleman di DIY serta Magelang, Boyolali, dan Klaten di Jawa Tengah.Selain dari pada itu, pihak BPPTKG juga menghimbau untuk tidak melakukan aktivitas penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi, tidak melakukan kegiatan wisata bagi wisatawan, dan mememrintahkan kesiapan evakuasi setiap daerah yang akan terdampak jika sewaktu-waktu terjadi bencana akibat letusan Gunung Merapi.
Berdasarkan data BPPTKG Yogyakarta, aktivitas seismik Merapi mulai mengalami peningkatan sejak Oktober hingga saat ini dengan kegempaan bisa mencapai 29 kali sehari, gempa fase banyak 272 kali, hembusan hingga 64 kali, dan penggembungan tubuh gunung mencapai sekitar 11 centimeter per hari yang condong terjadi di sisi barat.
"Status waspada ini sudah berlangsung cukup lama namun dalam beberapa waktu terakhir, aktivitas kegempaan mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan terjadi penggembungan tubuh gunung api sehingga status pun dinaikkan menjadi siaga,” kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida di Yogyakarta, Kamis 5 November 2020.***
Artikel Rekomendasi